DBasia.news – Krisis iklim dan energi membuat pembalap Aston Martin, Sebastian Vettel, mulai memikirkan akan lanjut atau pensiun dari F1.
Sudah bukan rahasia lagi kalau juara dunia Formula 1 empat edisi tersebut merupakan aktivis lingkungan dan hak asasi manusia. Tak cuma menyuarakan opini, kadang ia juga terlibat dalam aksi nyata.
Diundang dalam program Question Time, Kamis (12/5/2022) malam, Vettel membahas tentang isu global terbaru. Hadir pula wakil dari Partai Konservatif dan Jaksa Agung Suella Braverman, wakil Partai Buruh Shabana Mahmood, ekonomo Miatta Fahnbulleh dan comedian Geoff Norcott.
Vettel menggarisbawahi tentang krisis energi yang kian parah. Perang antara Rusia dan Ukraina menimbulkan krisis energi terutama di Eropa. Beberapa negara termasuk Jerman menjadi konsumen gas milik Negeri Beruang Merah. Tersendatnya pasokan membuat harga gas meroket.
Eks pilot Ferrari mengingatkan agar negara-negara tidak lagi tergantung pada hanya satu sumber energi. Menariknya, pembawa acara program tersebut menunjukkan foto pembalap veteran itu mengemudi mobil berbahan bakar bensin.
Hal itu membuat para penonton di studio tertawa. Ketika ditanya apakah balapan di F1 membuatnya merasa munafik, pilot 35 tahun itu tak menampik.
“Memang, dan Anda benar ketika tertawa. Ada pertanyaan yang saya tanyakan kepada diri sendiri setiap hari,” ia menandaskan.
“Saya bukan orang suci. Saya sangat prihatin dengan masa depan, jadi topik-topik tentang energi, ketergantungan energi, dan ke mana kita akan pergi di masa depan selalu saya tanyakan kepada diri sendiri. Apakah saya perlu tetap balapan di F1 dan pergi keliling dunia.
“Saya punya gairah mengendarai mobil dan saya menyukainya. Setiap kali masuk ke mobil, saya menyukainya.
“Ketika saya keluar dari mobil, tentu saya juga berpikir, apakah ini sesuatu yang seharusnya kami lakukan? Keliling dunia, membuang sumber daya?”
Di sisi lain, Vettel tak bisa mengabaikan kegembiraan yang didapat para penikmat Formula 1 ketika menyaksikan jagoannya melaju.
“Ada banyak pertanyaan yang saya tanyakan kepada diri sendiri. Ada banyak hal yang saya lakukan karena saya bisa melakukan dengan baik,” ia menambahkan.
“Apakah saya perlu naik pesawat setiap saat? Tidak, tidak ketika saya bisa mengendarai mobil. Ada hal-hal tertentu yang bisa saya kontrol dan ada yang tidak.”
Selain isu lingkungan, para panelis juga membahas beragam pertanyaan dari para penonton. Dari krisis biaya hidup, konsekuensi Brexit, invasi Rusia ke Ukraina hingga skandal ‘Partygate’ yang menyeret Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Tentang skandal Johnson, Vettel berkomentar, “Ketika Anda berada di posisi ini, ada hal-hal tertentu yang tidak bisa dilakukan. Pada akhirnya, perdana menteri yang membuat undang-undang dan kemudian, ia melanggar hukum.
“Saya hanya berpikir jika saya adalah ayah dari tiga anak dan saya mencoba menjelaskan sesuatu kepada mereka tentang pentingnya berperilaku. Lalu saya malah melakukan hal sebaliknya, menurut Anda apa yang akan mereka lakukan? Seperti itu? Saya menjadi orang paling tidak kredibel di depan mereka.
“Kita semua melakukan kesalahan, kita semua manusia. Tapi, ada hal-hal tertentu yang menurut saya datang dengan kantor atau pekerjaan itu yang tidak bisa Anda lakukan.”
-
Lewis Hamilton Akhirnya Mengakui Kehebatan Mobil Dari Red Bull
-
Max Verstappen Dianggap Arogan dan Kurang Bersyukur
-
Charles Leclerc Jadi Lebih Termotivasi Usai Dijatuhi Penalti Grid di F1 GP Arab Saudi 2023
-
Charles Leclerc Alami Nasib Buruk Jelang GP F1 Arab Saudi
-
Martin Brundle Nilai Mercedes Sedang Tidak Baik-baik Saja