DBASIA Network

Satu Hal yang Gagal Menyempurnakan Karier Dani Pedrosa

Dani Pedrosa

DBasia.news –  Dani Pedrosa akan mengakhiri petualangan selama 18 tahun berkecimpung di Kejuaraan Dunia Balap Motor saat mengikuti lomba MotoGP Valencia, akhir pekan ini.

“Tentu, lomba Valencia sedikit spesial. Karena ini bakal jadi lomba terakhir saya,” kata Pedrosa.

Kesetiaan, totalitas, dan kemampuan balap mumpuni, tiga kata yang layak menggambarkan perjalanan karier seorang Pedrosa.

Kesetiaan. Ya, sepanjang kariernya Pedrosa hanya memperkuat satu pabrikan yaitu Honda. Hal ini berlaku sejak ia debut di kelas 125 cc tahun 2001 sampai ia naik kelas ke MotoGP tahun 2006 hingga sekarang.

Totalitas. Pembalap kelahiran Sabadell, Spanyol ini dikenal sebagai sosok yang sangat profesional. Sudah tidak terhitung berapa kali ia berlomba dalam kondisi cedera yang belum sepenuhnya pulih.

Di dalam pikiran Pedrosa hanya ada satu: memberikan maksimal setiap lombanya. Dia tak menyukai hal berbau politik. Dia juga bukan sosok yang gemar cari masalah dengan rival maupun rekan setim.

Terbukti selama terjun di MotoGP, tiga rekan setimnya berstatus juara dunia: Nicky Hayden, Casey Stoner, dan Marc Marquez. Namun hubungan Pedrosa dengan tiga nama di atas sangat baik.

Soal kemampuan tidak perlu diragukan lagi. Dia merupakan juara dunia kelas 125 cc tahun 2003. Ketika naik kelas ke 250 cc musim 2004, ia langsung merasakan titel juara dunia. Tahun berikutnya, ia mempertahankan gelar terbaik.

Di kelas MotoGP, Pedrosa selalu memulai musim dengan predikat kandidat juara dunia. Torehan 31 kemenangan dan 112 podium selama berkarier di MotoGP cukup menggambarkan kehebatan pembalap bertubuh mungil ini.

Tidak heran, usai MotoGP Valencia, akhir pekan ini, Pedrosa akan ditahbiskan sebagai legenda MotoGP! Namun sayang ada satu noda yang membuat karier Pedrosa tidak bisa dikatakan sempurna.

Ya, Pedrosa tidak pernah merasakan titel juara dunia MotoGP. Dia hanya sekadar nyaris merasakannya ketika berstatus sebagai runner-up musim 2007, 2010, dan 2012. Dewi fortuna seakan enggan menyertai kariernya di MotoGP.

Seperti tahun 2012 di mana Pedrosa merasakan total 7 kemenangan atau jumlah finis pertama terbanyak dalam satu musim kompetisi MotoGP. Sayang ia gagal juara dunia setelah mengalami insiden di Misano dan Phillip Island.

Namun Pedrosa merupakan bukti untuk menjadi seorang legenda yang dinilai bukan hanya titel juara. Kesetiaan, Totalitas, dan kemauan bangkit setelah terpuruk beberapa kali juga wajib dipunyai seorang pembalap. Ya, juara tanpa mahkota. Sebutan tersebut layak menjadi milik Pedrosa.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?