DBasia.news – Teknisi Senior Red Bull Racing, Adrian Newey, meyakini timnya sudah bisa memangkas jarak dengan Ferrari dan mobil RB18 nyaris menjadi yang terbaik di grid.
Balapan kandang GP Emilia Romagna akhir pekan lalu tidak mampu membuat Ferrari tersenyum. Diawali Carlos Sainz yang harus mundur dari perlombaan di lap pertama akibat senggolan dengan Daniel Ricciardo. Lalu saat tersisa 10 lap, Charles Leclerc yang berada urutan ketiga posisinya merosot ke P6 karena terlalu memaksakan diri.
Tim berlogo kuda jingkrak tersebut pun terpaksa melihat rival terberatnya musim ini, Oracle Red Bull Racing, meraih kesuksesan di Imola.
Die Roten Bullen berhasil menempatkan kedua pebalapnya, Max Verstappen serta Sergio Perez, finis 1-2. Itulah finis 1-2 pertama pabrikan asal Austria itu sejak seri GP Malaysia 2016.
Hasil yang mereka raih di GP Emilia Romagna berbanding terbalik dengan balapan sebelumnya, saat mobil F1-75 geberan Leclerc menjadi yang pertama mencapai garis finis dengan meninggalkan mobil RB18 andalan Perez hingga lebih dari 20 detik untuk finis P2 di Australia.
Kini, dari empat balapan yang sudah berlalu, baik Red Bull maupun Ferrari sama-sama telah memenangi dua balapan.
Dari kemungkinan maksimal delapan finis podium, Ferrari telah mengumpulkan lima podium, sedangkan Red Bull empat. Itulah sebabnya pabrikan asal Italia tersebut masih memimpin klasemen sementara konstruktor dengan total 124 poin, unggul hanya 11 angka atas sang rival di posisi kedua.
Charles Leclerc juga masih merajai klasemen sementara pebalap dengan 86 poin. Namun selisih poinnya dengan Verstappen, yang melompat dari P6 ke P2 klasemen, kini menyusut drastis dari 46 poin menjadi tinggal 27 angka saja.
Seusai seri GP Emilia Romagna, Kepala Departemen Teknis Red Bull Racing, Adrian Newey mengungkapkan kondisi terkini timnya.
“Kami sudah sangat dekat dengan Ferrari, tetapi marginnya memang sangat kecil. Untuk situasi tertentu, kami memiliki mobil tercepat di grid, meskipun tipis,” ucapnya dikutip dari Motorsport.com.
Saat dimintai pendapat mengenai performa Ferrari di Imola, Newey menilai tampil di kandang dan menjadi pemuncak klasemen ternyata membuat Leclerc jadi merasa tertekan.
“Tekanan terlalu besar untuk Leclerc,” ujar Newey.
Duel sengit antara kedua tim tersebut di F1 2022 tidak hanya terjadi di lintasan. Setelah empat balapan awal, program berikutnya adalah pengembangan mobil.
“Ini (pengembangan) aspek yang sangat penting. Namun, budget cap (batasan anggaran) bisa menjadi masalah,” tutur Newey.
“Kami harus memilih mana yang benar-benar bakal diprioritaskan dan berpikir secara cermat dan teliti apa saja keuntungan dari modifikasi, sebelum menginstalnya pada mobil,” pungkasnya.
-
Lewis Hamilton Akhirnya Mengakui Kehebatan Mobil Dari Red Bull
-
Max Verstappen Dianggap Arogan dan Kurang Bersyukur
-
Charles Leclerc Jadi Lebih Termotivasi Usai Dijatuhi Penalti Grid di F1 GP Arab Saudi 2023
-
Charles Leclerc Alami Nasib Buruk Jelang GP F1 Arab Saudi
-
Martin Brundle Nilai Mercedes Sedang Tidak Baik-baik Saja