DBasia.news – Hampir di semua turnamen, baik level rendah maupun tinggi, pebulu tangkis China selalu sukses mendapatkan gelar.
Namun ternyata tidak di semua turnamen, China punya rapor bagus. Salah satu turnamen yang jadi kuburan pebulu tangkis Negeri Tirai Bambu adalah Indonesia Open, khusus pada sektor tunggal putra.
Bagaimana tidak, kali terakhir tunggal putra China merasakan titel juara pada Indonesia Open adalah Xiong Guobao tahun 1989. Artinya sudah 30 tahun, China puasa gelar juara sektor tunggal putra Indonesia Open.
Menariknya, fakta di atas terjadi bukan lantaran China tidak punya talenta hebat pada sektor tunggal putra. Kurun waktu 1989-2019, China memiliki tunggal putra hebat seperti Lin Dan, Chen Long, sampai kini Shi Yu Qi.
Namun tidak satu pun, dari ketiga nama tersebut berhasil merasakan gelar juara. Bisa jadi, ini merupakan sebuah kutukan.
Di Indonesia Open 2019 sendiri, China memiliki lima wakil pada sektor tunggal putra. Kelimanya adalah Lin Dan, Chen Long, Shi Yu Qi, Huang Yuxiang, dan Lu Guangzu.
Shi Yu Qi yang begitu diandalkan kandas di babak kedua dari Anders Antonsen lantaran cedera. Babak kedua juga jadi kuburan untuk Lin Dan yang kalah dari Chou Tien Chen dan Chen Long kandas dari Lee Zii Jia.
Prestasi terbaik ditunjukkan Huang Yuxiang. Pada babak kedua, ia secara mengejutkan mengalahkan unggulan pertama asal Jepang, Kento Momota. Namun di perempat final, ia menyerah dari pebulu tangkis Thailand, Kantaphon Wangcharoen.
Sampai kapan kutukan ini berlanjut? Tentu Shi Yu Qi dan kawan-kawan baru bisa kembali mencoba mengakhiri rapor buruk pada Indonesia Open 2020.
-
Rinov/Pitha Kalahkan Maulana/Lanny di Turnamen Internal PBSI
-
Hasil PBSI Home Tournament – Hafiz/Gloria Masih Terlalu Tangguh bagi Teges/Indah
-
Olimpiade Tokyo Ditunda, Sistem Pelatihan Badminton Ganda Putra Akan Diubah
-
Target di Olimpiade 2020 Sama Seperti Saat 2016
-
Indonesia Belum Terpikir Gantikan Wuhan Gelar Kejuaraan Asia