DBasia.news – Porpoising masih jadi momok berbahaya bagi tim Mercedes AMG Petronas. W13 terlihat memantul secara ekstrim di trek jalan raya Monte Carlo. Hamilton dan rekan setimnya, George Russell, merasa terganggu dengan situasi tersebut.
Pada FP2, pilot baru Mercedes finis P6, sedangkan sang juara dunia F1 tujuh kali berada enam tingkat di belakangnya.
Didorong oleh kekecewaan, ia pun mengeluhkan kondisi lintasan yang tidak mulus. Bahkan gelombang di permukaan lintasan terasa lebih buruk daripada Circuit of the Americas, Austin.
“Pertama-tama, itu adalah trek paling bergelombang yang pernah ada, mungkin yang paling bergelombang di mana saya pernah mengemudi. Itu membuat kesulitan pertama, kemudian yang kedua, mobil kami menjadi …makin terpental-pental,” ujarnya.
“Sensasi terpantul berbeda dari apa yang kami alami di masa lalu. Hanya karena mobil dalam kecepatan rendah, jadi bukannya aerodinamika. Saya kira gundukan di trek membuat kondisi kian buruk.”
Hamilton memperkirakan ada ratusan gelombang sejauh 3,3 km. Ini berbeda dari kenangannya soal sirkuit jalan raya Monte Carlo. Ia menggambarkan matanya seolah mau copot kala mengemudi dengan bouncing.
“Seperti ada 100 gundukan di satu trek lurus saja. Saya tidak tahu bagaimana pembalap lain, apakah mereka punya pengalaman sama atau tidak seperti kami. Namun, ini adalah perjalanan roller coaster yang paling bergelombang,” pembalap 37 tahun itu menandaskan.
“Saya ingat masa lalu, pertama kali berada di sini, sebuah mobil ringan gesit yang berputar. Itu jauh lebih baik. Tapi sekarang, kami memiliki mobil super berat yang lebih berat dari sebelumnya dan zona pengereman berbeda.
“Sungguh gila pada 2022, trek tidak terasa mulus ketika diaspal ulang. Teknologi masih melawan kami. Namun, menyatukan putaran itu sulit.
“Saya kira kami telah melakukan beberapa pengembangan sebelum memasuki sesi itu. Rasanya tidak terlalu buruk ketika Anda menggabungkan putaran, grip tak terlalu buruk.
“Asal Anda tahu, bola mata Anda keluar dari rongganya. Jadi kami perlu melakukan beberapa pekerjaan semalam suntuk untuk memperbaiki. Seperti yang diantisipasi, saya kira kami tidak akan secepat Ferrari dan Red Bull. Pertarungan kami sekarang mencoba berada di depan dua McLaren.”
Karakter setelan mobil F1 2022 milik Mercedes memperparah penderitaan. Russell merasa kadang bagian depan mobilnya terangkat di beberapa bagian lintasan. Hal ini menyulitkan dalam mengendalikan W13.
“Ada beberapa seksi di mana kedua ban tak menyentuh tanah. Pada Tikungan 5, ban kanan depan melayang dan sangat kaku, juga roda kiri depan juga terangkat dari tanah. Ada poin-poin di mana Anda hampir melakukan wheelie karena tak ada roda depan di tanah,” mantan pilot Williams mengungkapkan.
“Jadi itu sulit. Saya tidak tahu apa yang bisa kami lakukan dengan mobil. Kami melakukan segala yang bisa dicoba dan itu memudahkan kami sedikit dan memberi keyakinan lebih baik.
“Tapi Anda tahu, para kru akan bekerja keras sepanjang malam dan melihat apa yang bisa kami lakukan besok.”
-
Lewis Hamilton Akhirnya Mengakui Kehebatan Mobil Dari Red Bull
-
Max Verstappen Dianggap Arogan dan Kurang Bersyukur
-
Charles Leclerc Jadi Lebih Termotivasi Usai Dijatuhi Penalti Grid di F1 GP Arab Saudi 2023
-
Charles Leclerc Alami Nasib Buruk Jelang GP F1 Arab Saudi
-
Martin Brundle Nilai Mercedes Sedang Tidak Baik-baik Saja