DBasia.news – Olimpian peraih medali emas lompat galah Katerina Stefanidi mempertanyakan sikap Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang tampak tidak punya opsi alternatif alias Plan B mengenai Olimpiade Tokyo di tengah pandemi global COVID-19 yang masih berlangsung.
IOC baru saja mengeluarkan pernyataan komitmen penuh tetap menyelenggarakan Olimpiade Tokyo sesuai jadwal pada 24 Juli s.d. 9 Agustus dan menegaskan saat ini tidak perlu ada perubahan drastis terhadap pesta olahraga empat tahunan tersebut.
Bahkan, dalam pernyataannya IOC mengimbau para atlet untuk tetap berlatih, yang menurut Stefanidi hal itu sama saja dengan memaksa atlet mempertaruhkan kesehatannya.
“Tidak ada penundaan, ataupun pembatalan. Tetapi pernyataan itu mempertaruhkan kesehatan kami,” kata atlet Yunani itu dalam wawancara eksklusif dilansir Reuters, Rabu WIB.
“Kami semua ingin Olimpiade Tokyo berlangsung, tetapi adakah Plan B jika itu tidak berjalan sesuai rencana?” ujarnya menambahkan.
Menurut Stefanidi, keberadaan opsi alternatif bakal membuat situasi berbeda bagi para atlet termasuk dirinya.
“Keberadaan opsi alternatif akan mengubah pendekatan latihan saya, sebab saat ini saya mungkin mengambil risiko cuma-cuma, yang mungkin tidak akan saya lakukan jika saya tahu ada Plan B,” katanya.
“Kami, para atlet, harus memutuskan apakah perlu mempertaruhkan kesehatan dengan melanjutkan latihan di tengah kondisi yang seperti ini,” pungkas Stefanidi.
Senada dengan Stefandi, jawara heptathlon asal Britania Katarina Johnson-Tompson juga mempertanyakan imbauan IOC agar atlet terus berlatih mempersiapkan penampilan di Olimpiade Tokyo empat bulan lagi.
Terlebih, Johnson-Thompson baru saja pulang dari latihannya di Prancis setelah negara itu menerapkan penutupan menyeluruh sementara atau lockdown.
“IOC ‘mengimbau atlet untuk terus mempersiapkan diri menuju Olimpiade Tokyo sebaik mungkin’ karena kompetisi tinggal empat bulan lagi, tetapi pemerintah mengeluarkan aturan agar warga mempraktikkan swakarantina dengan penutupan lintasan lari, gym maupun ruang publik,” dalam layar tankap catatan yang dicuitkan Johnson-Thompson melalui akun Twitter pribadinya, @JohnsonThompson.
“Saya kini berada dalam tekanan untuk berlatih dan melahap menu rutin, yang sebetulnya tidak memungkinkan,” ujarnya lagi.
Keputusan IOC mengumumkan komitmen
melangsungkan Olimpiade Tokyo sesuai jadwal bertolak belakang dengan langkah
UEFA dan CONMEBOL yang masing-masing mengundurkan Euro dan Copa America ke
tahun depan.
-
Raih Medali Emas Terbanyak, Amerika Serikat Juara Umum Olimpiade Tokyo 2020
-
Nazar Richarlison jika Brasil Menangi Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020
-
Presiden Komite Penyelenggara Tokyo 2020 Ingin Olimpiade Digelar Dengan Penonton di Stadion
-
Penyelenggara Umumkan Jadwal Anyar Olimpiade Tokyo
-
Panpel Olimpiade Tokyo Sebut Semua Arena Telah Diamankan