DBASIA Network

Meski Sudah Pergantian Musim, Red Bull Racing Mengenang Perjuangan Verstappen

DBasia.news – Kesuksesan Max Verstappen mendapat gelar juara 2021 dan 2022 masih terus dikenang dalam hati Christian Horner. Bos Red Bull Racing ini kembali mengingat momen berharga tersebut meskipun Formula 1 telah memasuki musim baru.

Verstappen berhasil membuktikan kemampuannya dengan menjadi raja selama dua musim beruntun (2021 dan 2022). Pembalap berdarah Belgia-Belanda ini akhirnya mampu membawa kembali masa keemasan Red Bull Racing.

Berkat keberhasilan ini, Red Bull Racing tidak hanya berhak mendapatkan gelar juara saja. Tim yang bermarkas di Milton Keynes, Inggris Raya itu setidaknya berhasil merebut dua gelar lainnya. Pertama gelar juara konstruksi dan kedua gelar kemenangan terbanyak selama satu musim.

Kesuksesan ini membuat Horner merefleksikan kembali upaya yang telah dilakukan Verstappen. Berkat pembalap berusia 25 tahun ini, Red Bull Racing akhirnya mampu mendirikan dinasti baru menggantikan Mercedes.

“Maksud saya, musim 2021 merupakan tahun sangat menakjubkan dan saya pikir ini akan tercatat di sejarah, ketika kita merefleksikannya di tahun akan datang. Sebagai musim terbaik di Formula 1,” kenang Horner, dikutip dari formula1.com.

“Saya menilai Verstappen telah melalui itu semua dan pada akhirnya menang. Orang-orang selalu lupa dia masih sangat muda, kamu tahu dia baru berumur 25 tahun. Melakukan itu semua di musim lalu dan memasuki musim 2022, saya nilai dia telah melakukan langkah lain,” tambahnya.

Horner juga ikut menyinggung perkembangan Verstappen dari tahun ke tahun. Menurutnya Verstappen semakin matang dalam berkendara seiring keberhasilannya merebut kemenangan di tiap balapan.

“Saya menilai kedewasaannya ketika dia berkendara, dia sudah berada di level berbeda pada musim 2022. Kamu lihat saja saat dia memenangkan balapan di awal musim 2022, double-header di Imola sangat menakjubkan, lalu balapan di Miami melawan Charles Leclerc, duelnya secara langsung luar biasa,” kata Horner.

“Dia terus maju, sudah seperti metronom, dia terus mengantarkan dan ketika lebih banyak tekanan yang dirasakan maka lebih banyak hal yang bisa dia antarkan. Lalu terjadi kemenangan besar di sana,” tandasnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?