DBasia.news – Tempat lomba putaran ke-17 Formula 1 (F1) 2019, akhir pekan ini akan berlangsung di Sirkuit Suzuka, Jepang, akhir pekan ini. Suzuka sendiri dikenal sebagai salah satu trek ikonik di ajang balap dunia.
Bayangkan trek sudah dibuka pada tahun 1962. Namun Suzuka selalu menarik perhatian karena trek yang memiliki panjang 5,807 km ini dikenal sering menjadi tempat banyak pembalap mengalami kecelakaan hingga meregang nyawa.
Sampai kini terhitung sudah ada 17 orang meninggal dunia karena mengalami insiden di sirkuit ini. Hampir semua merupakan pria asal Jepang.
Kecuali pengendara safety car asal Amerika Serikat, Elmo Langley dan pembalap Formula 1 (F1) asal Prancis, Jules Bianchi.
Namun dari sekian banyak kasus meninggal dunia di Sirkuit Suzuka, apa yang dialami Bianchi dan pembalap motor Daijiro Kato paling menyita perhatian.
Kejadian yang dialami Kato berlansung pada lomba MotoGP 2003, 20 April. Singkat cerita, Kato mengalami highside ketika ingin keluar sektor 340R.
Kato kemudian menabrak dinding pembatas sirkuit pada kecepatan 200 km/jam. Usai tabrakan itu, tubuhnya terpental kembali ke dalam trek.
Kato sempat koma selama dua pekan dan akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Karena insiden yang dialami Kato, Sirkuit Suzuka tidak lagi menggelar MotoGP sejak 2004 hingga sekarang. Setiap musimnya MotoGP Jepang selalu berlangsung di Motegi.
Kemudian kasus yang dialami Bianchi tak kalah nahas. Dalam lomba F1, 5 Oktober 2014 lalu, mobil pembalap asal Prancis ini menabrak traktor yang digunakan untuk menderek mobil Adrian Sutil yang berputar.
Tabrakan dengan kecepatan tinggi itu membuat Bianchi tak sadarkan diri dan menderita cedera kepala yang parah. Ia meninggal pada tanggal 17 Juli 2015, setelah dipulangkan ke Prancis untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Ada satu kesamaan antara sosok Kato dan Bianchi. Ya, keduanya sempat digadang punya karier balap cemerlang. Kato bahkan berstatus juara dunia kelas 250 cc musim 2001. Ketika naik kelas ke MotoGP satu tahun berikutnya, ia langsung merasakan dua podium dan satu pole position. Sementara Bianchi, pembalap jebolan akademi Ferrari, bisa membawa mobil timnya, Marussia, finis sembilan di GP Monako 2014. Padahal Marussia berstatus tim papan bawah.
-
Hengkang Dari McLaren, CEO Red Bull Sedih Mendengar Situasi Ini
-
Eks Promotor F1 Ini Dukung GP Monako Tetap Di Kalender F1
-
Mick Schumacher Masih Bisa Pakai Sasis Yang Rusak Usai Crash Di Jeddah
-
Juan Pablo Montoya: Pandangan Soal Pebalap Kedua Kini Sudah Berubah
-
Ferrari Jadikan Duel Dengan McLaren Sebagai Tolok Ukur Di F1 2021