DBasia.news – Sean Gelael ‘mogok’ berlomba pada putaran tujuh Formula 2 (F2) 2019 di Sirkuit Silverstone, Inggris, akhir pekan ini.
Sikap ini diambil sebagai bentuk respons atas keputusan penyelenggara balapan yang kerap kali merugikan putra dari mantan pereli nasional, Ricardo Gelael tersebut.
Jelang balapan di Silverstone, Sean kembali diperlakukan dengan hukuman yang berlebihan dari steward balapan. Semua bermula dari insiden pada latihan bebas, Jumat (12/7).
Pembalap tim Pertamina Prema Racing ini, sedang melakukan ‘hot lap’. Namun, lajunya terhadang oleh Louis Deletraz di tikungan enam. Karena sedang melaju kencang tentu saja Sean berhak untuk tetap tancap gas, dan mestinya justru Deletraz yang sedang melakukan slow lap memberi jalan.
Sean maupun Deletraz dipanggil steward yang menilai adanya insiden. Saat menanti proses, pihak Deletraz dan tim Carlin meminta maaf kepada Sean dan tim Prema Racing dan ini pun diterima dengan baik.
Akan tetapi, Sean dan Tim Pertamina Prema Racing justru dikejutkan dengan keputusan steward. Pembalap yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia ini, justru dianggap bersalah atas insiden itu.
Sean pun terkena dua poin penalti dan reprimand (peringatan keras). Padahal, akibat insiden itu mobil Sean rusak dan dia kehilangan track time signifikan yang berdampak pada hasil kualifikasinya yang menempatkannya di urutan 18.
Itu saja sesungguhnya sudah ‘penalti’ tersendiri buat Sean dan tim. Yang lebih mengecewakan lagi, Sean mendapat tambahan penalti dengan menghukum Sean mundur tiga grid pada balapan.
Alasannya, setelah mempelajari video lebih seksama Sean dianggap benar-benar membuat kesalahan karena salah mengantisipasi tikungan.
Atas sanksi ini, Sean mengambil sikap untuk mundur dari balapan Silverstone. Pihak tim Prema pun bisa memahami keputusan berani yang diambil Sean Gelael.
Bagi pembalap terkena penalti dan peringatan keras itu biasa. Bahkan seorang juara dunia pun pernah menerimanya. Namun apa yang terjadi di Silverstone memang sangat berlebihan dan melebihi batas kewajaran.
Keputusan merugikan bukan kali ini saja yang diterima Sean. sebelumnya yang paling terasa adalah di Monte Carlo, Monako.
Waktu itu Sean yang berpeluang naik podium karena race dihentikan, malah dianggap tertinggal 1 lap. Buntutnya, jangankan podium, finis di lima besar pun mustahil karena di Monte Carlo menyusul adalah hal sulit.
“Kami sedih melihat Sean terpaksa mengambil keputusan tersebut, namun kami menghormatinya,” kata Rene Rosin, Prinsipal Prema.
-
Hengkang Dari McLaren, CEO Red Bull Sedih Mendengar Situasi Ini
-
Eks Promotor F1 Ini Dukung GP Monako Tetap Di Kalender F1
-
Mick Schumacher Masih Bisa Pakai Sasis Yang Rusak Usai Crash Di Jeddah
-
Juan Pablo Montoya: Pandangan Soal Pebalap Kedua Kini Sudah Berubah
-
Fernando Alonso Sempat Berpikir Untuk Tantang Hamilton Di GP Qatar