DBasia.news – Empat balapan terakhir Kejuaraan Dunia Formula 1 2022 bak neraka bagi Scuderia Ferrari dan pembalap mereka, Charles Leclerc.
Seusai GP Australia, Charles Leclerc memimpin klasemen pembalap dan unggul hingga 46 poin atas juara dunia Max Verstappen (Oracle Red Bull Racing) yang tidak mampu finis di Sirkuit Albert Park, Melbourne, karena masalah fuel pump.
Itulah kali kedua dalam tiga balapan awal, Verstappen tidak mampu menyelesaikan lomba akibat kendala teknis. Meskipun, saat itu ia sudah memenangi balapan kedua, GP Arab Saudi.
Setelah balapan di Melbourne tersebut, Ferrari juga makin kokoh di puncak klasemen konstruktor dengan unggul hingga 39 poin atas rival terdekat, Mercedes, serta 49 poin atas Red Bull Racing di peringkat ketiga.
Apa yang terjadi pada empat balapan berikutnya sungguh di mengejutkan. Verstappen yang hanya menempati P6 klasemen usai GP Australia, kini memuncaki klasemen pembalap dan unggul sembilan poin atas Leclerc.
Di Imola (GP Emilia Romagna), Red Bull Racing RB18 terbukti menjadi mobil terbaik. Usaha berlebihan Leclerc saat mengejar Sergio Perez (Red Bull Racing) membuatnya selip di Variante Alta hingga hanya mampu finis di posisi keenam.
Leclerc akhirnya hanya mengantongi 15 poin di GP Emilia Romagna karena tambahan 7 poin dari hasil finis P2 di balapan Sprint. Di Imola ini, Leclerc kehilangan 19 poin karena poin maksimal yang bisa direbut di GP Emilia Romagna adalah 34.
Pada Grand Prix baru di Miami, Ferrari tidak mampu mengambil keuntungan start dari barisan terdepan yang direbut Leclerc. Pembalap asal Monako tersebut akhirnya harus puas finis di P2 (18 poin) dan kehilangan delapan poin dari kesempatan merebut poin maksimal, 26.
Di GP Spanyol, kerusakan pada power unit memaksa Leclerc mundur dari balapan. Peluang merebut maksimal 26 poin (25 jika menang + 1 poin jika mencatat waktu lap tercepat saat balapan) pun hilang begitu saja.
Akhir pekan lalu, Charles Leclerc kembali gagal memanfaatkan keuntungan start dari pole position untuk memenangi GP Monako.
Strategi yang tidak tepat dari Ferrari membuat Leclerc yang sempat unggul lima detik atas pembalap terdekat yang juga rekan setimnya, Carlos Sainz, kehilangan P1. Leclerc akhirnya hanya finis P4 (12 poin) atau kehilangan 14 poin dari angka maksimal yang bisa didapat, 26.
Dengan begitu, sejak GP Emilia Romagna hingga GP Monako, atau empat balapan terakhir, Leclerc kehilangan total 67 poin. Bandingkan dengan Verstappen yang mampu merebut 100 poin dari periode yang sama.
Kendati Leclerc mengalami sederet problem, Ferrari F1-75 masih menjadi salah satu mobil terbaik di grid sejauh musim ini berjalan. Terbukti, Leclerc sudah mengantongi lima pole position dari tujuh balapan yang sudah digelar.
Charles Leclerc juga mampu memimpin balapan sebanyak 194 lap (dari tujuh lomba) sedangkan Verstappen baru 142 lap. Namun, Leclerc kalah dari jumlah kemenangan, dua berbanding empat dengan Verstappen.
-
Lewis Hamilton Akhirnya Mengakui Kehebatan Mobil Dari Red Bull
-
Max Verstappen Dianggap Arogan dan Kurang Bersyukur
-
Charles Leclerc Jadi Lebih Termotivasi Usai Dijatuhi Penalti Grid di F1 GP Arab Saudi 2023
-
Charles Leclerc Alami Nasib Buruk Jelang GP F1 Arab Saudi
-
Martin Brundle Nilai Mercedes Sedang Tidak Baik-baik Saja