DBasia.news – Pebalap asal Monako yaitu Charles Leclerc belajar banyak dari pengalaman bersama Scuderia Ferrari. Ia bisa meningkatkan gaya balapnya menjadi lebih matang dan konsisten.
Ketika pertama kali bergabung dengan Ferrari di tahun 2019, saat itu Charles Leclerc masih berusia sangat muda dan minim akan pengalaman.
Banyak pihak yang ragu bahwa Leclerc bisa bersinar di tim yang besar dan bersejarah seperti kuda jingkrak. Sampai sekarang, performa Leclerc memang belum begitu optimal. Namun perlahan-lahan ia berbenah dan mengubah kelemahannya jadi kekuatan yang bisa diandalkan.
“Tentu saja manajemen balapan secara umum adalah salah satu kelemahan saya, terutama setelah musim 2019. Saya merasa memiliki sesi kualifikasi yang sangat baik, tetapi kemudian dalam balapan saya justru kesulitan sedikit lebih banyak dari biasanya,” ucap Leclerc saat diwawancara oleh media setempat.
“Saya melakukan banyak pekerjaan untuk meningkatkannya pada 2020 dan saya benar-benar telah sedikit lebih baik, faktanya saya kir musim 2021 itu salah satu kekuatan saya. Contohnya, saya merasa nyaman setiap kali perlu mengelola ban, saya dapat melakukan pekerjaan dengan baik,” pungkas rekan setim dari Carlos Sainz Jr tersebut.
Kendati sudah lebih berpengalaman, tetapi Leclerc juga sadar bahwa kemampuannya masih belum sempurna. Masih ada beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi di masa depan. Ia tidak akan menyerah untuk terus mencoba yang terbaik dalam kariernya.
32. George Russell Emosional Jelang Balapan Pamungkas Bersama Williams
Pebalap muda George Russell merasa emosional menjelang balapan terakhirnya bersama Williams di F1 GP Abu Dhabi. Ia ingin memberi kado perpisahan yang manis sebelum hengkang menuju Mercedes di musim 2022 mendatang.
Sebagaimana diketahui, George Russell merupakan pebalap muda yang besar bersama Williams. Ia banyak belajar bersama tim yang notabene kecil itu sehingga kini dilirik dan direkrut secara resmi oleh Mercedes.
Sadar bahwa jasa Williams cukup besar dalam kariernya, Russell tidak ingin melupakan kebaikan tim. Dalam balapan terakhir yang bakal dijalani di GP Abu Dhabi nanti, Russell belum bisa membayangkan rasa sedih dari perpisahannya itu.
“Kami menuju Abu Dhabi untuk balapan terakhir musim ini. Ini akan menjadi akhir pekan yang bercampur emosi karena perjalanan saya dengan Williams akan berakhir. Tiga tahun yang luar biasa bersama tim ini, dengan sejumlah hasil menggembirakan dan juga torehan kurang bagus. Tetapi saya bertekad untuk mengakhiri karier di Williams dengan membantu tim ini mengamankan peringkat kedelapan konstruktor,” ucap Russell.
“Hasil bagus akan menjadi reward atas semua kerja keras dan usaha setiap orang di Grove dalam beberapa tahun terakhir. Kami berupaya keras bangkit dari berbagai kesulitan saat saya kali pertama bergabung di tim ini. Saya yakin akan ada banyak perasaan dan emosi setelah Grand Prix pada hari Minggu. Tetapi sampai saat itu, fokus penuh saya adalah di trek dan menyusun akhir pekan yang kuat,” imbuhnya.
-
Lewis Hamilton Akhirnya Mengakui Kehebatan Mobil Dari Red Bull
-
Max Verstappen Dianggap Arogan dan Kurang Bersyukur
-
Charles Leclerc Jadi Lebih Termotivasi Usai Dijatuhi Penalti Grid di F1 GP Arab Saudi 2023
-
Charles Leclerc Alami Nasib Buruk Jelang GP F1 Arab Saudi
-
Martin Brundle Nilai Mercedes Sedang Tidak Baik-baik Saja