DBASIA Network

Bos Mercedes Ragu Valtteri Bottas Hampir Pensiun Usai Lakukan Team Order

DBasia.news – Toto Wolff menyatakan bahwa ia meragukan ucapan Valtteri Bottas yang hampir memutuskan untuk pensiun usai melakukan team order saat tampil di GP Rusia 2018.

Pada serial Drive to Survive di Netflix, Valtteri Bottas mengungkapkan jika dirinya hampir memutuskan untuk pensiun usai melakukan team order saat dirinya sudah dekat dengan kemenangan di GP Rusia. Setelah kejadian itu, pria asal Finlandia tersebut mengakui dirinya sangat terpukul dan tak dapat menerima keadaan. Bottas merasa kecewa dan tak senang dengan keputusan Mercedes yang memberikan perintah agar posisi pertama ditempati oleh Lewis Hamilton.

“Itu merupakan hal yang sangat berat untuk diterima. Saya sangat marah saat itu. Jujur, saya berpikir, kenapa saya melakukannya?,” ucap Bottas dalam cuplikan serial tersebut.

“Bahkan saya sempat berpikir untuk berhenti dari F1, menyerah dari keadaan. Setelah balapan itu, saya mengatakan kepada diri sendiri agar tak melakukannya lagi,” jelasnya.

Namun, Bos Mercedes, Toto Wolff meragukan pernyataan yang dilontarkan oleh Valtteri Bottas dan ia yakin pria 31 tahun itu tak benar-benar memikirkan untuk pensiun usai kejadian tersebut.

“Tentu saja dia sangat sedih. Saya memahami hal tersebut, akan tetapi saya pikir dia tak pernah memikirkan untuk berhenti,” kata Wolff.

“Ia terlalu banyak memiliki pesaing yang menginginkan tempatnya. Namun saya bisa membayangkan, dalam situasi panas, usai balapan, Anda tak dapat berpikir panjang,” tambahnya.

Mercedes terkadang menggunakan team order dengan tujuan untuk membantu tim mengamankan gelar konstruktor dalam empat musim terakhir. Pabrikan Jerman tersebut selalu memberikan perlakuan yang sama kepada setiap pebalap mereka, dan hanya melakukan perintah supaya mereka tak bertarung yang berujung merugikan tim. Meski begitu, terkadang mereka juga bertukar posisi ketika dianggap benar-benar diperlukan.

Melihat kembali kejadian di Sirkuit Sochi, Wolff menjelaskan bahwa saat itu adalah situasi darurat. Mercedes berusaha menjaga posisi tim di tengah tekanan pebalap Ferrari, Sebastian Vettel.

“Saya rasa itu perlu dilakukan karena segalanya dipertaruhkan dengan Sebastian. Valtteri berada di depan, dan Lewis berada di antara Bottas dan Sebastian,” ujarnya.

“Itu cara yang saya tidak suka. Saya dapat membayangkan betapa buruknya itu bagi Valtteri. Ia bukan Nico Rosberg, ia juga punya cara kerja yang sangat berbeda. Pasti ia memiliki keinginan di dalam dirinya untuk mendekati Lewis dan mengalahkannya,” imbuh Wolff.

“Ini semua mengenai kinerja Anda sendiri, ekspektasi pada diri sendiri, yang berbeda dengan pebalap lainnya. Namun, menggunakan politik dalam upaya mengalahkan Lewis juga menjadi kekuatan Nico. Anda harus mengakuinya,” tutupnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?