DBASIA Network

Bos McLaren: Red Bull Kerap Menghancurkan Karier Pebalap Muda

Bos McLaren, Zak Brown, menilai Red Bull Racing sudah merusak masa depan beberapa pebalap dengan mendepak mereka saat performanya tak sesuai harapan.

Program akademi pebalap muda Red Bull diketahui sukses melahirkan beberapa kampiun Formula 1 seperti Sebastian Vettel dan Max Verstappen.

Daniel Ricciardo, yang juga jebolan akademi tersebut, memiliki performa yang sangat solid, sama halnya dengan Carlos Sainz yang kini membela Ferrari.

Namun tak semua pebalap muda dari Red Bull Junior Team mampu menunjukkan potensi terbaiknya. Bahkan ada sejumlah nama yang dilupakan begitu saja.

Contohnya seperti Daniil Kavyat, Pierre Gasly, hingga Alex Albon yang penampilannya boleh dibilang kurang dihargai oleh pabrikan asal Austria itu.

Ketiganya pun pernah diminta memperkuat Red Bull Racing, tapi karena kinerjanya tak sesuai dengan harapan para petinggi tim, mereka pun langsung didepak dan digantikan dengan sosok pebalap baru yang lebih moncer.

Kvyat dan Gasly dinilai cukup beruntung karena setelah dipromosikan ke tim utama Die Roten Bullen, keduanya bisa kembali ke Toro Rosso (kini AlphaTauri) ketika tim berlogo banteng merah tersebut tak lagi membutuhkan jasa mereka.

Sementara Albon harus menepi selama semusim pada 2021 sebelum akhirnya bisa kembali ke Formula 1 bersama Williams.

Patrick O’Ward yang saat ini merupakan pebalap McLaren di ajang IndyCar, pernah menjadi bagian dari keluarga Red Bull. Ia pernah didukung oleh tim yang bermarkas di Milton Keynes tersebut untuk turun dalam dua balapan di Formula 2 dan tiga balapan di Super Formula.

Namun, O’Ward akhirnya dikeluarkan dari program tersebut setelah FIA mengumumkan bahwa super licence dari series Indy Ligth 2018 tak cukup untuk membawanya berkompetisi di Formula a1.

“Patrick telah melewati masa-masa yang sangat sulit,” kata CEO McLaren, Zak Brown, dikutip dari Motorsport.com.

“Ketia dia bergabung dengan Red Bull, dia hanya ditawarkan tiga balapan dalam kategori menengah. Tetapi, jika Anda melihat jadwal Red Bull di luar Max Verstappen, mereka membiarkan banyak pebalap berbakat pergi,” ia mengungkapkan.

“Beberapa karier pebalap hancur dan mereka tidak diberi cukup kesempatan untuk membuktikan kemampuan,” lanjutnya.

Brown mengatakan bahwa Red Bull terlalu fokus pada Max Verstappen tanpa mempertimbangkan kemampuan pebalap lainnya lebih jauh lagi.

Menurutnya, pebalap yang sempat memperkuat tim utama seharusnya diberikan waktu lebih lama agar terbiasa dengan tekanan besar.

“Mengingat bahwa mereka memenangi kejuaraan tahun lalu dan kami tidak, maka kami tak bisa mengatakan mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,” ujarnya.

“Mereka masih bisa bersikap kejam terhadap para pebalap. Carlos adalah contoh yang bagus untuk hal ini. Daniel sudah membuktikan betapa bagusnya dia, tetapi pada akhirnya dia memilih untuk pergi,” imbuh pria asal Amerika Serikat itu.

“Sama halnya dengan Vettel yang juga memilih untuk pergi. Selain itu ada Albon dan Gasly, khususnya Gasly yang telah menjadi pebalap lebih baik. Banyak pilot bagus yang telah menyelinap meninggalkan mereka,” tutupnya.

Topik:

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?