DBasia.news – “Langkah pertama saya setelah terpilih akan langsung meningkatkan kualitas permainan pemain China dengan memberi fasilitas latihan yang lebih baik. Selain itu, saya juga akan berusaha untuk memberi mereka pengalaman internasional dengan bermain di liga Eropa dan NBA,” ujar Yao Ming saat baru terpilih sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket China (CBA) Februari 2017.
Yao Ming tak hanya sekedar asal berucap. Mantan pemain Houston Rockets itu berhasil membuat China menjadi Raja dan Ratu Basket di Asia hanya dalam waktu setahun kepemimpinannya sebagai Presiden CBA.
Tim basket China meraih kesuksesan luar biasa pada Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus-2 September 2018. Tim putra dan putri China mengakhiri ajang empat tahunan itu dengan raihan medali emas.
Tak hanya di basket konvensional 5 Vs 5, China juga berjaya di 3×3 dengan merebut dua medali emas dari nomor putra dan putri. Dari semua pertandingan yang dilakoni tim basket China baik konvensional atau 3×3, Yao Ming selalu menemani di belakang bangku pemain. Sebuah hal yang jarang dilakukan bagi seorang Presiden Federasi Basket suatu negara.
Sejak memulai pertandingan perdana, Yao Ming selalu hadir menemanti tim basket putra dan putri China. Namun, Yao Ming tidak pernah duduk di tribun VIP, mantan pebasket yang pensiun pada 2011 itu selalu menemani para pemain dari belakang bench.
Yao Ming juga selalu berdiri dan mengawasi instruksi pelatih ketika time out atau half time. Dengan tinggi badan 229 cm, Yao Ming berjejak dengan gagah dan memberi semangat kepada para pemain.
Keberhasilan China menyapu bersih seluruh medali emas dari cabang olahraga basket seakan memperbaiki kegagalan mereka pada Asian Games 2014 di Incheon. Empat tahun lalu, tim putra China pulang dengan tangan hampa, sementara tim putri hanya merebut medali perak. Adapun medali emas jatuh ke tangan Korea Selatan untuk putra dan putri.
Tim basket putra China sebetulnya bukan skuat yang menakutkan pada Asian Games 2018. Tim asuhan Li Nan bahkan hanya menempati peringkat ketiga dalam memasukan poin dengan rataan 86,6 angka per gim.
Selain itu, China juga bukan yang terbaik soal bertahan. Zhou Qi dkk. menempati peringkat kedua kemasukan poin terbanyak dengan 68,6 angka per gim.
Namun, pelatih tim basket putra China, Li Nan, mengakui keberadaan Yao Ming memang menjadi pembeda dalam tim. Kehadiran Yao Ming di setiap pertandingan membuat para pemain jadi lebih bersemangat.
“Yao Ming memberi pengaruh besar kepada kami, terutama kepada tim putra yang masih muda ini. Sosoknya yang melegenda jelas menjadi panutan tersendiri bagi tim,” ujar Li Nan.
Keseriusan Yao Ming mendampingi para pemainnya juga terlihat dengan bagaimana pria berusia 37 tahun itu mau tinggal bersama para kontingen di Wisma Atlet. Bahkan, Yao Ming turut makan bersama di kantin.
Tidak ada perlakukan khusus meski dirinya merupakan Presiden CBA. Semua pemain seperti Zhou Qi dan Ding Yanyuhang yang berstatus pemain NBA juga ikut tinggal di Wisma Atlet Kemayoran bersama Yao Ming dan rekan setimnya.
Yao Ming juga jarang tersenyum setiap kali berada di belakang bangku pemain. Ia seakan acuh dengan teriakan para penggemar yang mengelu-elukan namanya.
Senyum Yao Ming baru muncul saat tim basket China memastikan semua medali emas. Yao Ming tersenyum lebar dan akhirnya menyapa para penggemarnya di Istora Senayan meski hanya sebuah lambaian tangan dan senyuman.
Selama berada di belakang bangku pemain, Yao Ming juga terlihat jarang tersenyum. Saat para suporter meneriaki namanya, Yao Ming hanya membalas dengan tatapan dingin.
Keberhasilan Yao Ming membantu tim basket putra dan putri China meraih kesuksesan pada Asian Games 2018 seakan membalas semua harapan masyarakat Negeri Tirai Bambu yang ada pada dirinya. Sejak pertama kali memastikan diri sebagai pebasket China yang berhasil menembus NBA, Yao Ming, sudah dianggap sebagai pahlawan bangsa.
Komentator olahraga asal China, Yang Ming, bahkan pernah memuji Yao Ming setinggi langit saat dirinya terpilih sebagai Presiden CBA. Yang yakin, Yao Ming bisa membawa perubahan untuk basket China dengan segala kemampuan dan pengalaman yang dimiliki.
“Untuk beberapa tahun ke belakang, kami belum pernah melihat pemain sehebat Yao di dunia basket. Yao Ming bukan hanya pebasket hebat, tapi dia juga memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa,” ujar Yang.
Setelah medali emas Asian Games 2018, Yao Ming tentu akan membawa tim basket China semakin mendomiasi, setidaknya di level Asia. Bukan tidak mungkin, Yao Ming akan kembali ke Hall Basket Senayan saat Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023.