DBasia.news – Pol Espargaro mengaku pernah dijanjikan posisi di tim pabrikan Yamaha untuk menggantikan Valentino Rossi pada 2015 lalu, namun akhirnya ia dikecewakan.
Pada sebuah kesempatan, Pol Espargaro menceritakan perjalanan kariernya di ajang balap motor. Perjalanan rider berjuluk Polyccio itu di MotoGP ternyata tak berjalan semudah yang dibayangkan.
Pasalnya, Espargaro pernah dihadapkan pada keputusan besar yang menentukan nasibnya di kelas utama.
Rider asal Spanyol itu memiliki karier yang cukup bagus dengan pencapaian terbaiknya di kelas 125cc (kini Moto3) pada posisi ketiga klasemen akhir.
Sedangkan di ajang Moto2, ia menjadi rival utama Marc Marquez dalam perebutan titel juara dunia musim 2012.
Karena gagal mendapatkan gelar juara, Espargaro memilih untuk tetap berada di Moto2 pada 2013 dan mampu menutup musim dengan menjadi juara dunia.
Performa apiknya selama dua musim di ajang Moto2, membuat ia dipromosikan ke MotoGP bersama Tech3 Yamaha. Tetapi, bukan hanya pabrikan asal Jepang itu yang tertarik untuk merekrut Espargaro. Suzuki rupanya juga berminat menggunakan jasanya untuk memulai proyek baru di MotoGP.
“Saya tidak tahu apakah pernah membicarakan ini sebelumnya. Pada tahun pertama bersama Yamaha, saya mengakhiri musim di posisi keenam, dan sangat dekat dengan Dovizioso yang ada di posisi kelima,” tuturnya, dikutip dari Motorsport.com.
“Itu merupakan langkah awal Suzuki kembali ke MotoGP dan saya mendapatkan tawaran dari mereka. Pada saat yang sama, saya mendapatkan janji manis dari Yamaha, saya disebut akan menggantikan Valentino Rossi yang segera pensiun,” rider berusia 30 tahun itu mengisahkan.
“Mereka mengatakan saya harus bersabar, karena saya bisa mendapatkan kesempatan untuk memperkuat tim pabrikan,” lanjut Espargaro.
Setelah tampil menjanjikan di musim perdananya bersama Yamaha, Pol Espargaro tak mampu meneruskan performa impresifnya di tahun kedua.
Hal tersebut lantas membuat para petinggi Yamaha berpikir ulang untuk memboyongnya ke tim pabrikan, ditambah Rossi yang gagal merebut gelar juara dunia ke-10 nya pada MotoGP 2015.
Setelah menjalani musim ketiga bersama Yamaha dan tak mendapatkan apa yang dijanjikan oleh pabrikan berlogo garpu tala itu, Espargaro mulai mencari opsi lain.
“Lalu saya melihat proyek KTM. Berbeda dengan Suzuki yang sebelumnya pernah mengikuti MotoGP, tapi KTM benar-benar baru di sini,” ucap Espargaro.
“Tapi, saya mengatakan kepada diri sendiri jika saya menolak penawaran ini dan di masa depan mereka mulai menang atau mencapai hasil bagus, maka saya akan bunuh diri,” ia menambahkan.
“Akhirnya kesepakatan itu terjadi, kami mulai mendapatkan podium dan pole position. Saya pikir itu menjadi salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya, meski saya sangat kesulitan,” tutupnya.