DBasia.news – Valtteri Bottas yakin bisa memperlihatkan kemampuan terbaiknya bersama Alfa Romeo pada F1 2022 sekaligus menjadi pemimpin tim asal Swiss tersebut.
Valtteri Bottas bisa dibilang sangat menderita selama membela Mercedes. Ia mulai bergabung dengan pabrikan asal Jerman itu pada 2017, dengan harapan bisa jadi juara dunia.
Namun Bottas justru kesulitan mewujudkan impian pribadinya karena terus berada dalam bayang-bayang Lewis Hamilton.
Oleh sebab itulah, ia langsung menerima tawaran Alfa Romeo setelah Mercedes memilih George Russel sebagai tandeman baru Hamilton.
Di tim yang sebelumnya bernama Sauber tersebut, Valtteri Bottas bisa menjadi pemimpin sekaligus unjuk kemampuan meski kualitas mobil C42 tak sebagus Mercedes W13.
Pria asal Finlandia itu sendiri mengakui masih banyak yang harus dikerjakan agar bisa lebih baik di berbagai sisi.
“Sebagai pebalap, saya pikir Anda tidak bisa berhenti belajar selama Anda menginginkannya,” ujarnya dikutip dari Motorsport.com.
“Jadi tentu saja, saya selalu melihat area di mana saya bisa lebih baik. Rasanya sekarang saya bisa menjadi versi terbaik dari diri sendiri, daripada mencoba menjadi sesuatu yang lain dan mencoba terlalu keras,” ia melanjutkan.
Bottas akan memandu rekan setimnya, Guanyu Zhou, yang baru saja debut di Formula 1. Namun ternyata penghuni peringkat ketiga klasemen akhir pebalap F1 2021 tersebut tidak mau dianggap sebagai pemimpin.
“Kami di sini bersama-sama, itulah perasaannya. Tentu saja, saya dapat mengarahkan jalan mereka, jika saya merasa punya pengalaman dari masa lalu,” ungkapnya.
“Pada akhirnya, kami berada di sini bersama Guanyu dan Robert (Kubica) dan seluruh tim. Untuk saat ini, atmosfernya sangat bagus dan saya lebih dari bahagia berada di sini. Saya ingin berterima kasih kepada tim untuk kesempatan ini.”
Pada tes pramusim F1 2022 di Sirkuit Barcelona, Bottas tak bisa melahap banyak lap karena mobilnya bermasalah. Keandalan pun menjadi problem utama yang mesti diatasi Alfa Romeo sebelum menyambut musim baru.
Pada uji coba pramusim kedua di Sirkuit Bahrain, 10-12 Maret, pebalap berusia 32 tahun itu tentu ingin menggeber mobil C42 lebih lama dari sebelumnya. Tim mestinya memiliki cukup waktu untuk melakukan perbaikan mobil.