DBasia.news – Tim nasional basket putra Indonesia ternyata salah memahami aturan yang diterapkan FIBA dan IOC pada Asian Games 2018. Hal ini diungkapkan langsung Fictor Roring selaku pelatih.
Adalah fakta tim Garuda bisa memakai lebih dari satu pemain naturaliasasi pada ajang empat tahunan tersebut.
Pria yang akrab disapa Ito itu menyebut ada perbedaan aturan antara FIBA dengan IOC. Asian Games 2018 yang di bawah IOC, memperbolehkan setiap tim memakai lebih dari satu pemain naturalisasi.
Sementara berdasarkan aturan FIBA, setiap tim nasional hanya boleh memakai satu pemain naturalisasi pada kejuaraan resmi. Celah ini dimanfaatkan tim nasional basket Filipina pada Asian Games 2018.
Tim Gilas memakai lebih dari satu pemain naturalisasi pada Asian Games 2018 yakni Jordan Clarkson, Stanley Pringle, dan Christian Standhardringer. Jika tahu tentang aturan ini lebih awal, Ito tak menampik akan memanggil pemain naturalisasi selain Jamarr Johson.
“Kalau tahu tentang aturan ini di awal, saya tentu akan pangiil Ebrahim Enguio Lopez (Biboy) atau yang lain mungkin,” ujar Ito dalam diskusi basket yang diadakan di Wisma Kemenpora, Kamis (20/12).
Namun, Keuntungan yang didapat Filipina dengan memakai lebih dari satu pemain asing juga tidak membawa dampak besar. Tim Gilas pada akhirnya hanya mampu mencapai tahap semifinal.
“Pemain naturalisasi paling efektif itu yang dimiliki Korea Selatan, Ricardo Rattlife. Terbukti Filipina tidak bisa menang dari Korea Selatan meski sudah pakai banyak pemain naturalisasi,” ujar Ito.
Pada Asian Games 2018, tim nasional basket Indonesia berhasil lolos ke babak delapan besar sebelum akhirnya takluk dari China dengan skor 63-98.