DBasia.news – Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wiguna, buka suara mengenai mantan pemain klubnya, Agriprinna Prima Rahmanto Putra. Hal itu setelah Agri terlibat kasus pengaturan skor.
Agri bersama tujuh pemain lain menerima sanksi dari BWF setelah ketahuan terlibat pengaturan skor. Tujuh pemain lainnya adalah Hendra Tandjaya (ganda putra, ganda campuran), Ivandi Danang (ganda putra, ganda campuran), Androw Yunanto (tunggal putra, ganda putra), Sekartaji Putri (tunggal putri, ganda campuran), Mia Mawarti (tunggal putri), Fadila Afni (tunggal putri, ganda putri), dan Aditya Dwiantoro (ganda putra).
Dari daftar tersebut, Agri merupakan satu-satunya yang pernah masuk pelatnas pada 2010 sampai 2014. Saat itu, dia berstatus sebagai pemain PB Jaya Raya dan membela klub tersebut sampai 2018.
“Setelah keluar dari pelatnas, Agri beberapa saat sempat latihan di klub. Tetapi bagaimana ya, setelah menikah kan harus ada penghasilan sementara klub tidak bisa bantu full,” ujar Imelda.
“Makanya pada 2016 Pak Ciputra bikin Sekolah Olah Raga di markas PB Jaya Raya. Karena beliau memikirkan nasib atlet-atlet jika tidak berhasil menjadi juara.”
“Setidaknya kalau sekolah jadi ada dasar untuk mendapat pekerjaan yang layak. Tidak bermain di level tarkam (antar kampung),” Imelda melanjutkan.
Agri dan tujuh pebulu tangkis lain mendapat sanksi beragam dari BWF. Mulai dari denda sampai larangan tampil di kompetisi bulu tangkis seumur hidup telah dijatuhkan.