DBasia.news – Tenis meja jadi salah satu andalan Indonesia meraih emas di Asian Para Games III/2018 Jakarta, 6-13 Oktober mendatang. Apalagi, di ajang yang sama, empat tahun lalu, Merah Putih menyabet dua emas lewat David Jacobs (TT10) dan Agus Susanto (TT5).
Meski sukses besar di Incheon, Korea Selatan (Korsel), nomor tunggal ternyata tak lagi diandalkan dalam Asian Para Games 2018. Pelatih tenis meja Indonesia, Bayu Widhie Hapsara, mengatakan persaingan di sektor ini sangat ketat hingga pihaknya harus mengubah strategi.
Ini karena status Cina sebagai negara besar dalam olahraga ini, sulit dikalahkan. Ya, sudah menjadi rahasia umum bila Negeri Tirai Bambu tersebut kerap mendominasi pesta olahraga multicabang, tidak terkecuali untuk atlet-atlet difabel seperti Asian Para Games.
Bayu menyatakan, target di arahkan ke nomor ganda karena besarnya peluang. Tim pelatih sudah melakukan analisa mendalam hingga berani mengambil keputusan itu. “Tunggal, peluangnya 50:50. Kalau ganda, sekarang kami punya pasangan-pasangan kuat,” ujarnya.
Saat merinci peluang, Bayu menyebut jika kesempatan emas terbesar ada di ganda putra TT10 dan TT5. Untuk kategori TT 10, Indonesia akan menduetkan David Jacobs dengan Komet Akbar. Sedangkan di TT5, skuat Merah Putih akan berharap kepada Agus Susanto dan Tatok Hardianto.