DBasia.news – Tim Formula 1 (F1), Mercedes, telah menjadi pusat perhatian usai menggunakan inovasi anyar bernama Dual Axis Steering (DAS) dalam tes pramusim F1 2020 di Barcelona, Spanyol, beberapa pekan lalu. Namun, teknologi tersebut diklaim bisa melanggar regulasi Parc Ferme.
DAS sendiri berfungsi untuk mengubah ujung roda depan dengan menarik atau mendorong kemudi mobil. Dengan mengubah ujung roda, jet darat Mercedes menjadi lebih baik saat memasuki tikungan dan juga mampu menghemat ban.
Direktur Olahraga Renault, Alan Permane, kagum dengan kinerja Mercedes mengembangkan mobilnya jelang F1 2020. Akan tetapi, Permane khawatir teknologi tersebut bisa melanggar regulasi Parc Ferme.
“James Allison (Direktur Teknik Mercedes) telah melakukan sesuatu yang cerdik dan tentunya, tidak diragukan lagi, mereka akan menciptakan jarak setiap putarannya,” ucap Permane sebagaimana dikutip dari Planet F1.
“Akan tetapi (regulasi) Parc Ferme menjadi persoalan di sini, saya curiga bahwa ada sesuatu yang detil di sistem kemudi atau suspensi. Keduanya tercantum dalam regulasi dan bisa didefinisikan secara berbeda. Di situlah detilnya.”
Parc Ferme sendiri diambil dari bahasa Prancis yang berarti ‘taman tertutup’. Dalam F1, Parc Ferme ialah peraturan di mana para pembalap wajib memarkirkan kendarannya di tempat tertentu tanpa melakukan perubahan pada mobil setelah kualifikasi hingga jelang balapan.
Dalam kasus teknologi DAS milik Mercedes, dikhawatirkan tim-tim rival berargumen mengubah kemudi mobil yang menyebabkan perubahan pada suspensi mobil dianggap melanggar regulasi Parc Ferme.
Pasalnya, dalam artikel 34,6 regulasi Parc Ferme tertulis: “Setiap tim tidak bisa memodifikasi atau mengubah bagian apapun pada mobil atau mengubah pengaturan suspensi ketika mobil berada dalam kondisi Parc Ferme.”
Kendati demikian, Permane tetap yakin teknologi DAS telah membuat Mercedes selangkah lebih depan ketimbang tim-tim lainnya jelang bergulirnya musim 2020.
“Saya pikir kami melihatnya dengan
terkejut, bagaimana itu bisa terjadi, dan bagaimana cara kerjanya. Seperti
kebanyakan orang, kami melakukan analisis. Kami tidak tahu bagaimana (DAS) bisa
terjadi,” pungkas Permane.