DBasia.news – McLaren mengonfirmasi Fernando Alonso akan menggunakan mesin Chevrolet pada percobaan keduanya di Indy 500.
Alonso melakukan debut Indy 500 menggunakan mesin Honda yang disiapkan McLaren-Andretti Autosport. Start dari baris kedua, pembalap Spanyol itu sempat memimpin 27 lap sebelum mesinnya bermasalah.
Namun, McLaren akan mengikuti gelaran Indy 500 ke-103 ini dengan mesin V6 twin-turbocharged milik Chevrolet, pemenang musim lalu bersama Will Power.
Pekan lalu, Alonso juga menajajal mobil NASCAR Chevrolet milik Jimmie Johnson di Bahrain International Circuit. Tak lama berselang, pembalap berjuluk El Nano itu mengonfirmasi akan turun di Rolex Daytona 24 jam dengan Wayne Taylor Racing, menggunakan merk GM lainnya, Cadillac.
“Merupakan sebuah kehormatan untuk menggunakan merk Bowtie (Chevrolet) pada Indy 500 2019. Dengan mesin Chevrolet, berarti kami berada dalam posisi terbaik untuk bertarung di depan,” tutur pemenang 32 balapan F1 itu.
“Saya telah sedikit mencicipi tenaga mesin Chevy pekan lalu dengan mobil NASCAR milik Jimmie Johnson, dan saya menyukainya! Kesempatan untuk berlaga di Indy 500 merupakan sebuah kehormatan, jadi saya bangga memiliki Chevrolet sebagai bagian dari tim.”
Alonso, dua kali juara dunia tahun 2005 dan 2006, juga dua kali menang di GP Monaco pada 2006 dan 2007. Menyusul kemenangan di Le Mans 24 jam bersama Toyota, pembalap 37 tahun itu berpeluang menyamai pencapaian Triple Crown milik Graham Hill jika menang di Indianapolis, Mei mendatang.
“Sangat menyenangkan untuk bermitra dengan Fernando Alonso dan McLaren untuk Indianapolis 500 2019. Fernando membawa talenta mengemudi luar biasa, dan hasrat untuk olahraga ini, serta memeangkan balapan terbesar di dunia,” ujar Jim Campbell, Chevrolet U.S. VP of performance vehicles and motorsports.
“Saat Alonso ada di trek, suasananya luar biasa. Ia membangkitkan kegembiraan para fans di manapun.
“Chevrolet dan McLaren punya sejarah balap panjang, dimulai pada pertengahan 1960-an. Akan spesial untuk bermitra dengan McLaren pada Indianapolis 500 2019.”
Tahun 1966, Chevrolet dan McLaren bermitra di kejuaraan Can-Am. Di mana mereka memenangi lebih dari 70% balapan selama tujuh tahun ke depan, termasuk 23 beruntun dalam kurun 1968-1970.
“McLaren dan Chevrolet punya reputasi sama di motorsport Amerika Utara, dan kesempatan untuk menyatukan kembali kedua merek untuk ajang spesial ini terlalu bagus untuk dilewatkan,” ungkap bos McLaren, Zak Brown.
“Seperti McLaren, Chevrolet memiliki balapan di dalam hatinya. Reputasi perusahaan di IndyCar, dan balapan khusus ini adalah kelas utama, dan mereka akan menjadi mitra yang kuat.”
Bob Fernley, Presiden McLaren IndyCar menambahkan: “Kemitraan kami dengan Chevrolet adalah bagan kunci dari rencana kami untuk Indy 500 2019. Sebagai mesin juara bertahan, Chevrolet menempatkan kami pada posisi kuat untuk bersaing di ajang yang sangat menantang ini.
“Kami dengan cepat menjalin hubungan kerja yang kuat dengan Chevrolet, yang benar-benar profesional, berkomitmen terhadap tantangan, dan pembalap sejati.”
Kembali ke IndyCar saat memasuki era mesin V6 2.2 liter turbocharged, 2012 lalu, Chevrolet mendominasi dengan 73 kemeangan dari 118 balapan. Selain itu, mereka juga mengamankan gelar pabrikan enam kali, dan mengantarkan pembalap menuju gelar juara lima kali.
Meski tahun ini berjaya di Indianapolis dengan Power dan Penske. Chevrolet harus mengakui keunggulan Honda, yang merengkuh gelar pabrikan. Selain itu, juara IndyCar 2018, Scott Dixon, juga menggunakan mesin racikan HPD (Honda Performance Development).