DBasia.news – Beberapa hari terakhir, tagar #10yearschallange jadi viral di media sosial. Membicarakan kurun waktu 10 tahun terakhir di MotoGP, begitu banyak hal terjadi.
Dari perubahan regulasi mengenai penyeragaman kontrol elektronik, sampai pemasok ban tunggal dari Bridgestone ke Michelin.
Namun salah satu paling menarik adalah fakta tergerusnya dominasi seorang Valentino Rossi. Sebelum MotoGP 2009, pembalap asal Italia itu merasakan delapan kali juara dunia.
Rinciannya adalah sekali juara dunia kelas 125 cc musim 1997. Kemudian sekali kelas 250 cc tahun 1999. Lalu kelas 500 cc musim 2001. Plus MotoGP tahun 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2008.
Sayangnya sejak merasakan titel juara dunia MotoGP 2009, Rossi selalu gagal mengulanginya. Padahal ia telah melakukan banyak hal untuk meraihnya.
Seperti hengkang dari Ducati ke Yamaha tahun 2011. Niat hati ingin merasakan gelar juara dunia bersama tiga pabrikan berbeda setelah sukses dengan Honda dan Yamaha, Rossi justru gagal total di Ducati.
Prestasi terbaiknya bersama Ducati hanya podium tiga MotoGP Prancis tahun 2011. Merasa gagal dengan pabrikan asal Italia tersebut, Rossi sampai harus memutuskan kembali ke Yamaha tahun 2013.
Di Yamaha, Rossi memang seperti terlahir kembali. Secara konsisten, ia mulai bisa bersaing pada baris depan. Puncaknya terjadi pada musim 2015.
Dia sangat kompetitif memulai MotoGP 2015. Tercatat pada 12 lomba pertama, The Doctor-julukannya selalu naik podium. Dalam periode tersebut, Rossi mencatat empat kemenangan.
Alhasil ia berada di puncak klasemen dalam kurun waktu yang lama. Titik baliknya terjadi pada MotoGP Malaysia atau putaran ke-17. Di lomba ini terjadi insiden ikonik di mana ia dinilai sengaja menjatuhkan Marc Marquez.
Sebelum MotoGP Malaysia, Rossi memang menganggap Marquez coba membantu rival utama sekaligus rekan setimnya, Jorge Lorenzo untuk jadi juara dunia.
Karena ulah Rossi di MotoGP Malaysia, ia mendapat hukuman start dari grid paling belakang pada putaran terakhir MotoGP Valencia. Imbasnya ia hanya finis keempat.
Di saat sama, Lorenzo finis terdepan dan mengambil alih posisi puncak klasemen dari Rossi. Praktis sejak momen kegagalan di MotoGP 2015, ia belum pernah lagi bersaing ketat menjadi juara dunia.
Dua musim terakhir, motor Yamaha turut mengalami kemunduran. Puncaknya, Rossi gagal merasakan kemenangan di MotoGP 2018. Pada usia 40 tahun saat mengikuti musim 2019 dan berstatus pembalap tertua di grid, Rossi pun berpotensi pensiun tanpa pernah merasakan titel juara dunia.