DBasia.news – Iga Swiatek mengatakan bahwa akan terasa luar biasa jika dia menjadi petenis Polandia pertama yang meraih gelar Grand Slam tunggal dengan mengalahkan Sofia Kenin di partai final nanti.
Namun, petenis berusia 19 tahun itu tidak ingin memberi tekanan kepada dirinya dan akan senang apapun hasilnya nanti.
“Aku merasa siap. Aku juga merasa bahwa aku tidak perlu menang. Aku cukup OK dengan kedua skenario,” kata Swiatek seperti dikutip Reuters.
Swiatek sebelumnya telah gagal melaju ke final ganda putri ketika ia dan Nicole Melichar kalah dalam tiga set atas Desirae Krawczyk dan Alexa Guarachi pada Jumat.
“Aku harus terus fokus seperti pertandingan lainnya. Aku merasa tekanannya tidak ada pada diriku. Saat ini aku hanya menikmati performa bagusku di tunggal.
“Aku rasa jika aku menang, itu akan ‘gila’ dan sangat luar biasa untukku.
Jauh dari menikmati hari yang santai sebelum final Grand Slam perdananya, Swiatek bertarung bersama petenis Amerika Serikat Melichar dan betapapun santai dia terdengar, naluri kompetitifnya terlihat saat dia marah karena kalah 6-7(5), 6-1, 4-6.
“Aku cenderung sedikit frustasi di ganda karena aku merasa aku juga bermain untuk pasanganku,” kata Swiatek, yang memiliki kesempatan menjadi juara termuda di Prancis setelah Monica Seles pada 1992.
“Tunggal adalah cerita yang sama sekali berbeda,” kata dia.
Swiatek mencapai final tunggal putri dengan kalah di 23 gim, namun Kenin, 21, akan menjadi lawan yang yang tangguh setelah ia merebut gelar juara Australia Open pada Februari.
Satu-satunya momen kedua petenis muda itu saling berhadapan adalah ketika di French Open junior empat tahun silam yang saat itu Swiatek menang.
“Aku ingat aku hanya memainkan tenis yang bagus, aku sebenarnya tidak ingat banyak karena itu empat tahun lalu.
“Tapi besok akan menjadi cerita yang benar-benar berbeda,” kata Swiatek.