DBasia.news – Susy Susanti berasa banyak tekanan dari beberapa pihak usai dirinya menjabat Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI (Kabid Binpres PBSI).
Prestasi Susy sebagai tunggal putri Indonesia paling sukses membuatnya tertekan dalam menjalani peran sebagai Kabid Binpres. Apalagi tunggal putri Indonesia saat ini masih seret prestasi.
“Terkadang yang menjadi masalah adalah orang membandingkan kondisi sekarang dengan masa lampau,” ujar Susy dikutip dari BWF Badminton.
Susy menilai saat ini bulu tangkis bukan hanya milik negara kuat seperti Indonesia dan China. Semakin populernya olahraga tepok bulu tersebut membuat persaingan semakin ketat.
“Namun, sekarang banyak yang sudah sadar jika bulu tangkis sudah populer di seluruh belahan dunia. Tidak ada lagi negara adikuasa seperti Indonesia, China, atau Denmark. Ada negara seperti Jepang, India, Thailand, dan Taiwan yang juga memiliki tim kuat,” ujar Susy.
Beban meningkatkan prestasi bulu tangkis Indonesia tidak membuat Susy stres. Istri Alan Budi Kusuma itu sudah terbiasa menghadapi tekanan saat masih berstatus sebagai pemain aktif.
“Tekanan untuk saya rasanya sama seperti saat saya masih aktif bermain. Tekanan pasti selalu ada tetapi tak masalah. Saya akan melakukan yang terbaik,” kata Susy.