DBasia.news – Ketua Pantia Pelaksana Asian Para Games 2018 (INAPGOC), Raja Sapta Oktohari memiliki beberapa harapan setelah ajang empat tahunan itu berakhir.
Dia menyebut semangat melawan keterbatasan bakal terus berlanjut meski ajang empat tahunan tersebut telah berakhir di Indonesia. Fasilitas ramah disabilitas juga menjadi warisan yang harus dijaga masyarakat.
Asian Para Games 2018 resmi ditutup di Stadion Madya, Sabtu (13/10). Indonesia mengakhiri pesta olahraga difabel itu di urutan kelima dengan raihan 37 medali emas, 47 medali perak, dan 51 perunggu.
Okto menilai, Asian Para Games 2018 bukan hanya ajang yang harus ada setelah Asian Games. Lebih dari itu, ini menjadi bukti bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang ramah disabilitas.
Raja Sapta Oktohari
“Kami menyikapi gelaran ini dengan sangat pribadi. Ini bukanlah akhir, karena ini hanyalah awal dari kondisi menjadi gerakan ability. Kita adalah keajaiban yang satu,” kata Okto.
“Ini semua pekerjaan yang luar biasa. Kurang dari 15 bulan kami mempersiapkan Asian Para Games ini. Kegembiraan selama 15 bulan, kami berharap bisa meninggalkan kesan-kesan mendalam yang baik pada Anda semua,” sambungnya.
Asian Para Games 2018 di Jakarta dinilai yang terbaik ketimbang dua penyelenggaraan sebelumnya di Guangzhou dan Incheon. Beberapa rekor yang terjadi menjadi bukti keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah.
“Beberapa rekor telah terpecahkan, termasuk beberapa rekor dunia baru selama gelaran berbagai pertandingan. Banyak peristiwa bersejarah telah terjadi,” tutur Okto.