DBasia.news – Rusia membantah tuduhan Inggris dan AS yang menyatakan bahwa intelijen militernya telah mengatur serangkaian serangan siber sebagai upaya mensabotase penyelenggaraan Olimpiade 2020 Tokyo.
Sebelumnya, Pejabat Inggris dan AS menyatakan unit badan intelejen Rusia melangsungkan pengintaian terhadap Olimpiade. Mereka menuding itu merupakan ulah dari GRU.
Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan serangan siber tersebut tindakan sinis yang sembrono. Raab menyebut Inggris mengecam tindakan tersebut.
Meski begitu, kedua pihak tersebut tidak menjelaskan secara rinci serangan yang dilakukan oleh Rusia. Mereka menyebut operasi pengintaian dilakukan terhadap berbagai pihak.
Pejabat Rusia di AS pun membantah tudingan tersebut. Menurutnya, tuduhan itu hanya propaganda untuk memicu sentimen anti negaranya di AS.
“Sangat jelas bahwa informasi semacam itu tidaklah benar. Itu hanya untuk memicu sentimen anti Rusia di masyarakat AS dan memicu perburuan terhadap peretas,” ujar sumber tersebut.
Ini bukan kali pertama Rusia dituduh menjalankan serangan siber. Sebelumnya, tudingan serupa sempat muncul pada Olimpiade Musim Dingin 2018.
Menurut kabar, serangan Rusia terhadap Olimpiade terkait larangan atlet mereka beraksi di ajang empat tahunan tersebut. Larangan tersebut disebabkan skandal doping.