DBasia.news – Sejumlah perenang Amerika Serikat memecahkan rekor dunia dan meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Renang FINA ke-18 di Gwangju, Korea Selatan.
Raja sprint Caeleb Dressel mematahkan rekor 100m gaya kupu-kupu yang dipegang Michael Phelps sementara perenang muda Regan Smith memecahkan rekor 200m gaya punggung putri, demikian Reuters.
Perenang Rusia Anton Chupkov juga membuat rekor dunia 2:06,12 di final 200m gaya dada.
Dressel, yang menyamai rekor Phelps dengan tujuh gelar juara pada kejuaraan dunia 2017, mencatatkan waktu 0,32 detik lebih cepat dari rekor yang dibuat mantan rekan satu negaranya ketika di Roma 10 tahun silam.
“Rekor tercipta untuk dipecahhkan, aku harap dia (Phelps) senang melihatku melakukannya,” kata Dressel usai mencatatkan waktu 49,50 di semi-final.
Perenang berusia 22 tahun itu telah mengoleksi tiga medali emas di Gwangju dan sedang dalam jalurnya untuk mengulangi rekor tujuh gelar juara dunia.
Bahkan jika seseorang mengalahkannya di nomor 100m gaya kupu-kupu, Dressel cukup bangga mendapati namanya di dalam buku rekor.
Sementara itu Smith, perenang berusia 17 tahun, mencetak waktu 2 menit 3,35 detik untuk mematahkan rekor perenang AS lainnya Missy Franklin (2:04,06) yang diciptakan pada Olimpiade 2012 di London.
“Aku tak menyangka bisa melakukannya,” kata Smith. “Ini gila, tapi aku sangat senang dengan apa yang aku bisa lakukan.”
Simone Manuel, juara bertahan di 100m gaya bebas putri, lolos ke final dengan waktu gabungan terlambat sehingga menempatkannya di jalur yang kurang bersahabat di ajang blue riband itu (sebutan untuk nomor 100m gaya bebas).
Saat Sarah Sjostorm dari Swedia dan perenang Australia Cate Campbell bertarung di jalur tengah, Manuel asal Amerika Serikat itu tak terduga melesat dan finis terdepant untuk merebut medali emas dengan waktu terbaiknya 52,04 detik.
“Aku banyak merasakan tekanan,” kata Manuel. “Aku, diriku sendiri terlalu banyak berpikir untuk mengulangi, tapi aku sangat senang dengan waktu terbaik dan kemenangan ini.
Manuel juga turun di nomor 4×100 gaya ganti estafet pada Rabu namun Cate Campbell asal Australia mengungguli tim renang AS dengan 0,02 detik untuk meraih medali emas.
“Pekan ini seperti roller coaster bagiku, tak semua performaku keluar sebagaimana yang aku mau dan tak bisa terima hasil dari estafet itu,” kata Manuel.
Sementara Campbell, peraih medali perak, yang absen satu tahun dari berenang karena merasa kecewa tak bisa meraih medali di Olimpiade Rio, mengatakan jika dia berenang di samping Manuel, maka ia tak akan mampu mengalahkan perenang AS itu.
Namun ketika Olimpiade 2020 Tokyo tinggal satu tahun lagi, menjadi bukan juara dunia memiliki keuntungan tersendiri, katanya.
“Aku kira akan bagus bagiku datang ke Tokyo tanpa target besar di pundakku,” kata Campbell yang mengaku senang bisa kembali bertarung dengan perenang-perenang hebat dunia itu.
Spesialis gaya bebas Katie Ledecky asal AS, yang menyerahkan gelar nomor 400m kepada Ariarne Titmus dari Australia pada Minggu serta mundur dari nomor 200m dan 1.500m final karena alasan medis, kembali ke kolam untuk turun di nomor 800m, Jumat, dan lolos ke final di tempat kedua setelah kompatriot senegaranya Leah Smith.
Ledecky tak mau berkomentar kepada jurnalis setelah itu.
Setelah Lily King gagal ke final nomor 200m gaya dada usai didiskualifikasi di heat pada Kamis, sang rival asal Rusia Yuliya Efimova, yang telah menjalani larangan berlomba selama 16 bulan karena doping, merebut gelar juara itu.
Tim renang putra Australia juga meraih medali emas di nomor 4x200m estafet, dengan waktu tercepat 7:00,85 mengungguli Rusia dan Amerika Serikat.