DBasia.news – Regenerasi pemain saat ini berjalan lambat. Mayoritas skuat tim Garuda masih dihuni muka lama. Hal tersebut diungkapkan pelatih tim nasional basket Indonesia, Fictor Roring.
Pilar penting di tim nasional basket Indonesia seperti Arki Dikania Wisnu, Ponsianus Nyoman Indrawan, dan Xaverius Prawiro sudah melewati masa keemasannya. Pelatih yang akrab disapa Ito itu menilai kondisi ini gawat jika melihat negara tetangga seperti Malaysia yang sudah mulai berbenah.
“Di Asia Tenggara, Indonesia sudah dalam level bahaya. Karena pemain yang ada di Timnas saat ini merupakan stok lama. Mereka sudah masuk timnas dari 2013, 2015, 2017,” ujar Ito.
Perasaan khawatir mulai dirasakan Ito saat berhadapan dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand pada para kualifikasi FIBA Asia 2021. Skuat negara tetangga memiliki banyak pemain muda bertalenta yang bakal matang dua atau tiga tahun lagi.
“Di SEABA 2018 dan SEA Games 2017, kami tipis-tipis sekali mainnya. Jika melihat skuat Malaysia di Pra-Kualifikasi FIBA Asia 2021, pemainnya itu muda-muda, bagus, tinggi-tinggi. Dilihat dari situ, kami sudah kalah,” tutur Ito.
Saat ini tim nasional basket Indonesia sebetulnya diisi pemain muda seperti Andakara Prastawa, Kaleb Ramot Gemilang, dan Abraham Damar Grahita. Namun, Ito merasa komposisi ini belum cukup.
“Pemain muda tim nasional basket seperti Abraham Damar Grahita, Andakara Prastawa Dhyaksa, Adhi Pratama, dan Kaleb Ramot Gemilang itu tidak banyak dan secara tinggi badan kalah,” tutur pelatih Pelita Jaya tersebut.
-
Satria Muda Pertamina Jakarta Kembali Bertemu Pelita Jaya Bakrie Jakarta di Final IBL 2022
-
Boston Celtics Pecundangi Miami Heat Untuk Samakan Skor
-
Miami Heat Kalahkan Charlotte Hornets, Skor 114-99
-
Pelatih Timnas Basket Indonesia Pantau Pemain di IBL 2020
-
Prawira Bandung Gelar Test Swab di Graha Persib, Syarat Kembali Berlaga di IBL