DBasia.news – Laga final kejuaraan beregu campuran Asia Junior Championships 2019 tak akan bisa dilupakan oleh pasangan Putri Syaikah/Nita Violina Marwah. Saat itu tim Indonesia sudah unggul 2-0 atas Thailand dan tinggal satu angka lagi dibutuhkan untuk memboyong gelar juara, akan tetapi Putri/Nita masih belum bisa menyumbang angka sehingga tim Thailand terpaksa memperpanjang nafas dan akhirnya memenangkan titel juara.
Hal ini tentunya menjadi pelajaran bagi Putri/Nita dan juga sang pelatih, Rudy Gunawan Haditono. Dituturkan Rudy, saat itu Putri/Nita memang masih belum bisa mengontrol tekanan dan beban yang harus mereka pikul.
“Pasti ada pembicaraan soal ini dengan Putri/Nita. Sudah unggul tapi tidak bisa game, ini adalah pengalaman nggak enak, dijadikan pelajaran. Memang nggak bisa dipungkiri bebannya, harus menang. Sedangkan pasangan Thailand enjoy banget, mereka pemain tunggal pula, tidak ada beban sama sekali. Ini jadi pengalaman buat Putri/Nita, mudah-mudahan nggak kejadian lagi,” jelas Rudy saat diwawancara.
Putri/Nita sempat mendapat hukuman atas penampilan mereka di laga final AJC tersebut. Tak hanya Putri/Nita, tim ganda putri junior pelatnas mendapat hukuman tambahan lari mengelilingi jogging track sebanyak 30 putaran usai mengikuti latihan teknik.
“Memang ada hukuman, mereka harus lari di jogging track, karena saya menilai fisik mereka juga masih kurang, mental belum kuat banget. Tapi jadwalnya juga diatur, dua minggu pertama bisa 3-4 kali seminggu, dua minggu jelang pertandingan bisa jadi dua kali dan seminggu jelang pertandingan, hanya sekali dalam seminggu,” jelas Rudy.
“Jadi mental mereka juga terbentuk, orang lain sudah enak selesai latihan, sudah makan siang, tapi kita masih lari. Mereka harus sabar, harus habiskan program itu,” lanjutnya.
Setelahnya, prestasi tim ganda putri junior pun melesat. Putri/Nita menjadi runner up di turnamen senior Akita Masters 2019, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi merebut gelar di ajang Malaysia Junior International Challenge 2019 dan Victor Exist Jakarta Junior International Series 2019.
Dituturkan Rudy, persiapan Putri/Nita ke WJC lebih baik dibanding ke AJC. Ia pun berharap bahwa hasil yang diraih Putri/Nita lebih baik. Putri/Nita merupakan ganda putri nomor satu dunia di daftar rangking junior BWF. Tahun ini menjadi tahun terakhir bagi Putri/Nita untuk berlaga di level junior karena tahun depan mereka akan masuk kelas senior.
“Saya bilang ke mereka, kapan lagi? Tahun ini terakhir di junior, kans jadi juara itu besar, tapi jangan jadikan beban, jadi motivasi, jangan jadikan beban. Saya nggak pernah bilang harus juara, tapi main fight dulu, penampilan bagus, hasilnya akan bagus,” tutur Rudy.