DBASIA Network

PON XX 2020 di Papua Resmi Ditunda, Pembinaan Atlet Sumbar Tetap Jalan

DBasia.news – Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX-2020 di Papua resmi ditunda. Sejatinya multievent olahraga akbar di Bumi Pertiwi ini akan dilaksanakan, 20 Oktober hingga 2 November 2020.

Keputusan penundaan multievent empat tahunan itu berdasarkan surat yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Papua sebagai Pengurus Besar PON (PB PON) 2020. Dalam surat tersebut dijelaskan kesulitan yang didapat terkait pembangunan venue selama pandemi virus Corona (COVID-19).

“Kami siap mengikuti apa yang menjadi keputusan pemerintah terkait PON XX, termasuk pemunduran waktu,” tegas Ahmad saat dihubungi, Sabtu (25/4).

Ahmad berharap penundaan itu bisa dimanfaatkan baik oleh seluruh atletnya dari seluruh cabang olahraga yang digelutinya. Sehingga keinginan Jawa Barat untuk mempertahankan gelar juara umum bisa tercapai.

“Menyiapkan atlet hingga mencapai performa maksimal itu tidak cukup waktu sebentar. Dulu, kita sempat di situasi dan kondisi yang tertinggal dari daerah lain di sisi persiapan pelatihan atlet.”

“Lalu di situasi dan kondisi dengan waktu yang mepet tapi masih mampu melakukan pelatihan atlet cukup maksimal. Termasuk di kondisi saat ini di tengah COVID-19 yang tidak menguntungkan semua pihak,” bebernya.

Karena itu, Ahmad berharap program pembinaan dan pelatihan atlet tidak boleh terhenti. Sebab tidak mudah mempertahankan performa terbaik para atlet, terlebih seluruh aktivitas mengalami keterbatasan.

“Anggaran untuk pelaksanaan PON XX tidak akan kita ganggu, tapi untuk persiapan akan kita optimalkan sehingga pelaksanaan latihan tetap dilakukan atlet dengan situasi dan kondisi saat ini. Diundur atau tidak diundur, persiapan atlet tetap dilakukan secara maksimal,” katanya.

“Jadi proses latihan yang saat ini berjalan tetap dilanjutkan, termasuk dukungan KONI Jabar melalui anggaran yang sudah diterima di tahun 2020,”

“Tinggal bagaimana untuk tahun 2021, apakah dukungan anggaran dari pemerintah akan sesuai dengan kebutuhan kita atau seperti apa. Kalau tidak, harus ada solusi lain. Kita tidak bisa tutup mata dan harus memahami bagaimana kondisi pemerintah usai menangani COVID-19 ini,” pungkasnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?