DBasia.news – Jelang berlangsungnya Olimpiade 2020 Tokyo, legenda bulutangkis Indonesia Hendrawan menceritakan kisah perjuangannya merebut medali perak di Olimpiade 2000 Sydney.
Persaingan ketat mengadang Hendrawan menjelang Olimpiade 2020. Selain bersaing dengan atlet luar, Hendra juga diadang rekan-rekan satu negaranya.
Adalah Taufik Hidayat, Marlev Mainaky, Hariyanto Arbi, Budi Santoso, serta Hendrawan yang bersaing merebut tiket ke Olimpiade 2000. Namun, Hendra akhirnya lolos bersama Taufik dan Marlev.
Pria asal Malang tersebut mengungkapkan, beberapa bulan sebelum Olimpiade 2020 sempat menderita sakit tipus. Hendrawan sampai kehilangan dua turnamen karena penyakit itu.
“Waktu itu saya saingan sama Budi dan Hari, masih ada lima turnamen, tapi saya kena tifus dan kehilangan kesempatan di dua turnamen. Jadi sisa turnamennya hanya All England, Swiss Open dan Japan Open 2000,” kenang Hendrawan.
“Saya bertekad, minimal harus masuk semifinal kalau mau lolos, untungnya hasilnya bisa lebih baik. Lagi ngejar poin ke olimpiade lalu sakit, itu rasanya down sekali. Lalu saya berkomitmen, saya harus bisa pulih.”
“Untuk jadi pemain top dunia, atlet itu harus melewati batas tertentu, itu tantangannya, bisa atau tidak melewatinya? Atau mau menyerah dan pasrah dengan keadaan?” imbuhnya.
Pada akhirnya pengorbanan Hendrawan mendapat
bayaran lunas. Dia lolos hingga ke partai puncak Olimpiade 2000 sebelum
akhirnya kalah dari wakil China, Ji Xinpeng.