DBasia.news – Pol Espargaro menegaskan bahwa keputusannya untuk meninggalkan KTM dan bergabung dengan Honda di akhir musim 2020 bukan untuk merebut podium di MotoGP.
Pol Espargaro baru semusim memperkuat Repsol Honda usai empat tahun bersama KTM. Karakter motor buatan Austria dan Jepang tentu sangatlah berbeda. Ia pun membutuhkan waktu untuk mempelajari semuanya dan mencari gaya balap yang sesuai dengan motor.
Rider asal Spanyol itu kesulitan tampil cepat di paruh pertama MotoGP 2021. Espargaro finis di urutan 10 sebanyak tiga kali dan dua kali finis di P8.
Ia mampu mencatatkan rapor lebih baik sejak gelaran MotoGP Inggris, di mana rider berusia 30 tahun tersebut menyelesaikan balapan di urutan kelima. Lalu di posisi ketujuh pada MotoGP San Marino, P10 di MotoGP Amerika Serikat, runner-up di MotoGP Emilia Romagna dan finis keenam di MotoGP Algarve.
Dalam sebuah wawancara, adik Aleix Espargaro itu menegaskan bahwa dirinya tak terobsesi untuk merebut podium bersama Honda.
“Tanpa ragu, hasil itu seperti mengangkat beban dari bahu saya, tapi saya tidak ada di Honda untuk mencetak podium, melainkan menjaga konsistensi. Pastinya, saya memilih dapat beberapa peringkat keempat di awal musim daripada podium yang terlambat,” tuturnya dilansir dari Motorsport.com.
“Bukan sebuah obsesi mencapai podium. Obsesi saya adalah kencang di semua balapan. Terkait, mencapai posisi kedua artinya ketika segala sesuatu bekerja dengan baik, saat saya tahu bisa kencang, bisa melakukannya,” ia menjelaskan.
Pebalap berjuluk Polyccio itu ternyata punya kebiasaan mengkritisi diri sendiri. Hal tersebut makin terlihat ketika ia pindah ke Repsol Honda. Pol Espargaro tak pernah sekalipun menyesali pilihannya.
“Ada momen sangat berat, banyak. Tanpa lebih jauh di Barcelona, itu adalah balapan buruk. Saya juga jatuh, akhir pekan kurang bagus dan saya harus melihat bagaimana KTM menang dengan solvabilitas luar biasa,” ungkapnya.
“Di sirkuit lain, kurang lebih ada kisah sama, tak dapat hasil sangat sulit. Tapi, saya tidak bodoh. Saya tahu kenapa datang kemari dan tahu hasil yang perlu dicapai dengan motor ini dan warna ini. Ketika mereka tak tercapai, saya orang pertama yang mengritik diri sendiri dan tidak gembira,” lanjut Espargaro.
“Ketika Anda mengambil keputusan karena saat itu, Anda berpikir bahwa itu yang terbaik. Setelah melihat ke belakang dan berpikir bahwa itu kesalahan atau apa yang mungkin dilakukan di tempat lain adalah salah,” ia menambahkan.
“Anda tak perlu berpikir tentang itu karena tak akan membawa Anda kemana pun. Itu kontraproduktif. Dengan keputusan yang dibuat, Anda harus maju, membuat hasil sebaik mungkin dan tidak menyesalinya. Tak ada gunanya,” tutupnya.