DBasia.news – Mercedes membeberkan kebijakan budget cap dan pembatasan penggunaan wind tunnel bisa mematikan dominasi tim. Melalui peraturan itu, Mercedes meyakini tidak akan ada tim yang mampu menyabet gelar juara dunia secara beruntun lagi.
Sebagaimana diketahui, Formula 1 memberlakukan kebijakan budget cap bagi setiap tim. Peraturan ini dilakukan untuk membatasi pengeluaran dalam pengembangan mobil tim-tim besar. Tujuannya agar tim kecil dapat bersaing seimbang dengan mereka.
Demikian pula dengan pembatasan penggunaan wind tunnel. Melalui peraturan ini tim kecil dapat mengembangkan komponen aerodinamik lebih leluasa dibandingkan tim besar.
Melihat hal ini, Mercedes menilai regulasi tersebut juga dapat memberikan dampak buruk. Melalui kombinasi dua regulasi tersebut, Mercedes yakin tidak akan ada lagi tim yang dapat menyamai dominasi mereka seperti saat musim 2014-2021.
“Ini merupakan kompetisi relatif. Kita tahu siapa kompetitor saat ini, akan ada kompetitor lain besok dan besoknya lagi karena budget cap telah dijalankan dan seperti inilah olahraga seharusnya,” ujar Toto Wolff selalu bos Mercedes, dikutip dari crash.net.
“Tidak hanya mempengaruhi satu tim dan tiga tim, mungkin lima tim sekaligus dalam perebutan gelar juara. Kondisi berubah total. Saya tidak berpikir akan ada tim yang mampu terus mendominasi dengan merebut delapan gelar secara beruntun lagi. Inilah alasan regulasi dibuat,” tambahnya.
Wolff turut menyinggung situasi yang dihadapi Mercedes di musim depan. Dia ingin Mercedes memanfaatkan keuntungan yang telah didapatnya akibat pemberlakuan regulasi tersebut.
Sebagai catatan, di musim depan Mercedes setidaknya mendapat dua keuntungan. Pertama diperbolehkan menggunakan fasilitas wind tunnel lebih banyak karena finish di posisi lebih rendah dibandingkan rivalnya. Kedua, Mercedes mendapatkan kesempatan untuk mengalahkan Red Bull karena tim tersebut mendapatkan hukuman penalti pengurangan penggunaan wind tunnel akibat melanggar budget cap.
“Saya pikir sangat susah karena kami tidak bisa berinvestasi lebih untuk mendapatkan hasil lebih cepat,” ungkap Wolff.
“Namun saya pikir bagaimana regulasi aerodinamik di desain dan penalti yang didapat mereka (Red Bull Racing), penggunaan wind tunnel 25 persen lebih sedikit jelas sangat berpengaruh,” tutupnya.