DBASIA Network

Pentingnya Peran Fisioterapis dalam Olahraga, Terutama di Asian Para Games 2018

DBasia.news – Dalam bertanding, terdapat sebuah momok yang ditakuti oleh setiap atlet, tidak terkecuali pada Asian Para Games 2018. Momok tersebut adalah cedera yang mereka alami.

Oleh sebab itu, wajar kiranya panitia penyelenggara menyediakan tim medis untuk merawat para atlet. Tim medis tersebut sebaiknya terdiri dari dokter, perawat hingga fisioterapis.

Fisioterapis, sebuah kata yang biasa terdengar dalam dunia olahraga, tetapi tidak begitu terdengar gaungnya. Tentunya sepak terjang fisioterapis mengundang rasa penasaran tersendiri.

Bekerja di balik layar tidak serta merta membuat peran fisioterapis tersingkirkan. Justru, fisioterapis merupakan bagian tidak terpisahkan dari dunia olahraga.

Pendapat tersebut diamini oleh Ayu Rahmayana, satu di antara fisioterapis yang bertugas pada Asian Para Games 2018. Ayu, demikian dia biasa dipanggil, menilai profesinya sangat penting dalam ajang olahraga.

“Menurut saya, peranan seorang fisioterapis itu sangat penting dimulai sejak awal pertandingan hingga selesai. Merawat ketika mereka pertama kali cidera sampai mereka siap untuk kembali ke lapangan,” tutur Ayu.

“Dalam fisioterapi olahraga tugas kita yaitu membuat program latihan khusus untuk atlet yang cedera. Tujuannya yaitu mencegah terjadinya cedera berulang.”

“Ada empat peranan fisioterapi olahraga yaitu promotif memberikan gambaran kepada atlet dan pelatih tentang fisioterapi, preventif meminimilisir terjadinya cidera salah satunya dengan melakukan stretching, kuratif memberikan pengobatan kepada atlet yg cidera. Rehabilitatif membuat program pemulihan pasca cidera”. Ayu melanjutkan di tengah kesibukannya merawat atlet, dengan ramah.

 

Beda Asian Para Games 2018 dengan Ajang Lain

Setelah itu, Ayu menjelaskan perbedaan antara merawat atlet disabilitas dengan yang tidak. Menurut gadis manis ini, hampir tidak ada perbedaan antara keduanya.

“Hampir sama sih sebetulnya menangani atlet disabilitas dengan atlet normal tergantung pada bentuk cidera, letak cidera dan struktur jaringan yang terkena. Tantangannya lebih kepada cara komunikasi dan pendekatan kita kepada atlet paralympic,” tambah Ayu ramah.

Selama Asian Para Games 2018, Ayu bertugas pada cabang olahraga atletik. Sang fisioterapis mengungkapkan perbedaan cabang olahraga tersebut dengan yang lainnya. Rupanya, perbedaan terletak pada aturan ketika ada atlet yg cidera di lapangan

“Menurut saya, atletik ini bedanya dengan cabang olahraga lain langsung evakuasi. Sang atlet akan langsung didiskualifikasi, kalau cabang olahraga lain kami masih bisa memutuskan dia bisa lanjut atau tidak. Sementara pada atletik tidak, karena mereka kan berpacu dengan waktu,” imbuhnya.

 

Mengenal Perawatan RICE

Seperti yang sudah disebutkan di atas, cabang olahraga atletik memiliki cara penanganan cedera yang berbeda. Namun, terdapat prosedur fisioterapi standar yang wajib dilakukan ketika atlet mengalami cedera.

Ayu menerangkan kepada BolaSkor.com standar cara penanganan cedera yang wajib dilakukan oleh seorang fisioterapis. Cara penanganan cedera tersebut dikenal dengan sebutan RICE.

Menurut Ayu, RICE wajib dilakukan oleh setiap fisioterapis. Setelah itu, baru bisa dilakukan pemeriksaan menyeluruh kepada atlet yang menderita cedera.

“Ketika si atlet mengalami cedera, kami melakukan perawatan bernama RICE. Selanjutnya kami melakukan pemeriksaan spesifik,” kata Ayu sembari menerangkan.

” RICE adalah singkatan dari Rest atau mengistirahatkan area yang cidera, Ice atau mengompres cedera dengan es batu, Compression yaitu kami membalut cideranya dgn elastis perban untuk meminimalisir pergerakan, lalu Elevasi memposisikan area yg cidera lebih tinggi dari jantung tujuannya agar aliran darahnya menjadi lancar ,” terang Ayu.

“Apabila prosedur RICE telah dilakukan, baru ada langkah lanjutan. Setelah itu, kami melakukan pemeriksaan spesifik. Pemeriksaan spesifik itu tergantung jenis sendi yang cedera ligamen, otot, atau tulang, intinya struktur gerak,” pungkas wanita yang juga menjadi fisioterapis timnas Indonesia Putri U-16 tersebut.

Berdasarkan hasil perbincangan dengan Ayu Rahmayana, dapat dilihat betapa pentingnya peran fisioterapis pada ajang olahraga. Tidak dapat dipungkiri, kesuksesan Asian Para Games 2018 sejauh ini tidak lepas dari kontribusi orang-orang di balik layar seperti fisioterapis, termasuk Ayu Rahmayana.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?