Pembalap yang Tidak Beruntung Jadi Juara Dunia MotoGP

MotoGP

DBasia.news –  Tidak semua pembalap hebat bisa menjadi juara dunia MotoGP. Berikut setidaknya lima pembalap hebat MotoGP yang tidak pernah jadi juara dunia. Beberapa nama bahkan tetap dinobatkan sebagai legenda MotoGP.

  1. Dani Pedrosa

Pembalap yang baru saja pensiun dari MotoGP penghujung musim 2018. Sayang ia mengakhiri karier sebagai pembalap dengan jumlah kemenangan terbanyak di MotoGP, tapi tidak merasakan titel juara dunia.

Tercatat Pedrosa sudah berlomba sebanyak 236 kali dan menang 31 kali. Pembalap yang hanya memperkuat Honda sepanjang kariernya itu juga naik podium 112 kali, plus merasakan pole position 31 kali.

Tapi meskipun begitu, prestasi terbaiknya hanya runner-up MotoGP 2007, 2010, dan 2012. Jangan lupakan pula Pedrosa merupakan juara dunia kelas 125 cc sekali (2003) dan 250 cc dua kali (2004 dan 2005).


  1. Randy Mamola

Sangat tidak beruntung tampil di kelas 500 cc (nama kelas sebelum MotoGP) pada era pembalap seperti Eddie Lawson, Freddie Spencer, dan Wayne Gardner sedang naik daun.

Alhasil Mamola tidak pernah mengakhiri kompetisi di posisi tidak lebih dari runner-up. Dia menempati urutan kedua pada musim 1980, 1981, 1984, dan 1987.

Pembalap yang pernah memperkuat tim Yamaha, Suzuki, Honda, dan Cagiva itu merasakan 13 kemenangan plus 54 podium selama berkarier di 500 cc.


  1. Max Biaggi

Namanya begitu harum ketika menjadi juara dunia kelas 250 cc sebanyak empat musim berturut-turut yaitu 1994, 1995, 1996, dan 1997.

Sayang ketika naik kelas ke MotoGP, Biaggi hadir ketika sosok Valentino Rossi sedang berkibar. Alhasil pencapaian terbaiknya runner-up musim 1998, 2001, dan 2002. Biaggi sendiri merupakan musuh bebuyutan Rossi pada eranya.  

Beruntung karier Biaggi sedikit terselamatkan ketika ia memutuskan hijrah ke Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK). Karena ia mengecap titel juara dunia 2010 dan 2012.


  1. Sete Gibernau

Satu lagi pembalap korban superioritas Rossi saat berada dalam puncak karier. Gibernau sempat diplot Honda sebagai penerus Mick Doohan yang begitu sukses.

Sayang dalam beberapa duel kontra Rossi, dan paling ikonik di Jerez, telah menjatuhkan mental Gibernau. Alhasil torehan sembilan kemenangan, 30 podium, dan 13 pole position yang diraih Gibernau seakan terasa hambar.

Prestasi Gibernau pun mentok sebagai runner-up MotoGP musim 2003 dan 2004. Gibernau juga tidak merasakan banyak sukses ketika berlomba di kelas 250 cc.


  1. Loris Capirossi

Naik kelas ke 500 cc musim 1995 setelah menjadi runner up kelas 250 cc musim 1993 dan posisi tiga satu tahun berikutnya. Namun ia hanya satu tahun di 500 cc dan kembali turun kelas ke 250 cc pada musim 1997.

Sebuah keputusan tepat lantaran Capirossi merasakan titel juara dunia kelas 250 cc tahun 1998. Kemudian ia kembali ke kelas 500 cc musim 2000. Dia mengakhiri karier di MotoGP dengan merasakan sembilan kemenangan, 42 podium, dan 13 pole position.

Sayang prestasi terbaik Capirossi hanya posisi tiga musim 2001 dan 2006. Alhasil ia bahkan gagal merasakan runner-up seperti empat pembalap lain yang telah disebutkan di atas.