Pelatih NSH Jakarta Kritik Operator IBL

Wahyu Widayat Jati


DBasia.news –  Sikap Indonesia Basketball League (IBL) dalam aspek keselamatan pemain di lapangan mendapat kritik dari pelatih NSH Jakarta, Wahyu Widayat Jati.

Pria yang akrab disapa Cacing itu mengalami kerugian karena satu di antara pemainnya, Dashaun Wiggins, mengalami cedera akibat terbentur tembok.

Wiggins mengalami dislokasi bahu setelah menabrak tembok di pinggir lapangan. Hal ini terjadi pada gim kedua semifinal IBL antara NSH Jakarta kontra Satria Muda Pertamina Jakarta 2018/2019 di GMSB, Sabtu (9/3).

Selain faktor keamanan, IBL kurang sigap dalam menangani pemain yang cedera. Setelah kejadian tersebut, tak ada tandu yang disediakan untuk mengangkut Wiggins dari tempatnya terjatuh.

Situasi serupa juga dialami pemain Pacific Caesar, Juan Hadnot, di pertandingan sebelumnya. Saat mengalami cedera, Hadnot harus digendong rekan setimnya untuk kembali ke pinggir lapangan.

“Masukan kepada IBL, coba besi-besi yang ada di pinggir lapangan dipakaikan karet. Tadi Wiggins mungkin menghindari itu sehingga menabrak tembok,” ujar Cacing.

“Tidak bisa menyalahkan pemain. Mereka kalau sudah lelah pasti kehilangan konsentrasi,” sambungnya.

Selain faktor keamanan, Cacing juga mengkritisi penempatan papan iklan yang terlalu berdekatan dengan lapangan. Beberapa kali, insiden pemain menabrak papan iklan terjadi.

“Satu lagi, penempatan papan iklan itu saya rasa terlalu dekat dengan lapangan. Berbahaya bagi pemain yang berlari mengejar bola,” tutur Cacing.

Musim ini, IBL mendapat sorotan terkait pemilihan lapangan dan keselamatan. Kompetisi basket tertinggi di Indonesia ini mendapat kritikan saat menggelar seri Solo di mana lapangan yang menjadi venue sangat licin dan membahayakan pemain.

Masalah serupa juga sempat didapat IBL pada seri Surabaya. Bahkan, dua pertandingan dibatalkan karena lapangan GOR Pacific yang menjadi venue pertandingan kondisinya licin setelah kelembapan naik akibat hujan pada sore hari.

Pertandingan yang ditunda, yaitu antara Pelita Jaya Jakarta melawan Prawira Bandung, serta Hangtuah menghadapi Siliwangi. Pelita Jaya dan Prawira Bandung keberatan bermain karena lapangan tidak memungkinkan. Laga akhirnya ditunda.

“Bagaimana pun keselamatan pemain yang terpenting,” ujar pelatih Pelita Jaya, Fictor Roring.