DBasia.news – Nasib grand slam Wimbledon di tengah pandemi virus corona baru diputuskan Rabu (1/4) mendatang. Namun, seorang pejabat tenis Jerman mengklaim turnamen tersebut akan dibatalkan.
Hordoff yang merupakan Wakil Presiden Federasi Tenis Jerman (Deutscher Tennis Bund/DTB) berkata bahwa ia memperkirakan Wimbledon, yang dijadwalkan berlangsung 29 Juni sampai 12 Juli, akan ditunda karena pandemi COVID-19.
“Ini bukan rumor, mereka akan mengumumkan bahwa mereka membatalkan Wimbledon,” kata Hordoff seperti dikutip AFP.
“Anda dapat menjadwal ulang Roland Garros untuk September atau Oktober, namun Wimbledon tidak bisa, rumputnya akan terlalu lembab,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Hordoff juga mengkritik panitia penyelenggara French Open yang telah mengumumkan keputusan untuk menunda turnamen mereka. Menurut agenda yang baru, French Open akan berlangsung pada 20 September, bukan 24 Mei seperti jadwal semula.
“Apa yang dilakukan presiden (Federasi Tenis Prancis) Bernard Giucelli merupakan aib, bagi tenis dan bagi Prancis,” tegasnya.
Pergeseran jadwal itu membuat French Open dimulai sepekan setelah US Open berakhir, jika ajang itu tetap dimainkan sesuai agenda semula di New York.
“Cara mereka melakukannya, tenis akan
mati jika kami semua bertingkah seperti itu. Saya yakin bahwa itu merupakan
tindakan politis dengan pemilihan yang akan berlangsung (pada Desember). Ia
panik,” serangnya.
-
Carlos Alcaraz Makin Pede Juara Usai Sikat Thanasi Kokkinaki di Babak Pertama Indian Wells Masters 2023
-
Novak Djokovic Berbangga Diri Setelah Raih Gelar Juara Australia Open 2023
-
Novak Djokovic Sukses Lewati Rintangan Pertama dengan Hasil Mulus
-
Ons Jabeur Beberkan Target Besarnya di Australia Open 2023
-
Djokovic Jalani Pertandingan Sengit sebelum Juara di Adelaide