PBWI Berharap Kejuaraan Bali Kungfu Internasional Bisa Semakin Mempopulerkan Wushu

Bali Kungfu Internasional

DBasia.news – Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) berharap Kejuaraan Bali Kungfu International 2018, yang digelar di Nusa Dua, Bali, 17-22 Desember itu dapat menggaungkan cabang olahraga wushu tradisional di seluruh nusantara.

Wakil Ketua III PBWI Bambang Suprianto ketika ditemui di Nusa Dua, Bali, Rabu, mengungkapkan bahwa olahraga wushu berdiri pertama kali di Indonesia sejak 1992 dan setelah itu sudah berjalan dari masa ke masa.

Namun dengan modernisasi, saat ini nilai jual yang tinggi adalah wushu taolu, yang melibatkan gerakan-gerakan seni beladiri dan teknik yang menjadi objek penilaian juri.

“Padahal dalam wushu itu ada tiga kategori, yaitu taolu, sanda dan tradisional. Sebenarnya ketiganya melekat, tidak bisa dipisahkan. Namun sampai tahun 2017, wushu tradisional itu belum terangkat namanya,” kata Bambang, yang juga menjadi ketua panitia kejuaraan Bali Kungfu Internasional 2018 itu.

“Harapan kami, wushu tradisional yang sudah membahana di seluruh nusantara ini akan kita kembalikan, kita angkat citranya untuk kita bawa ke dalam suatu misi di kegiatan-kegiatan yang bersifat ajang prestasi,” kata Bambang.

Sementara di Indonesia wushu tradisional baru mulai menggeliat, di luar negeri wushu tradisional atau lebih dikenal dengan kungfu sudah banyak dipertandingkan di kejuaraan yang bersifat internasional.

 

Bali Kungfu Internasional


PBWI pun sudah mulai mengirimkan sejumlah atlet nasional untuk berlaga di sejumlah kompetisi kungfu internasional seperti kejuaraan kungfu shaolin di Henan, China pada Oktober lalu.

Sedangkan di dalam negeri sendiri, kejuaraan yang digelar sebagai wadah pertandingan wushu tradisional pertama kali digelar pada 2015 lewat kejuaraan wushu terbuka Inti Bayangan di Jakarta.

Kemudian pada 2017 ada kejuaraan nasional wushu di Sport Mall Britama, Kelapa Gading, Jakarta yang digunakan sebagai test event Asian Games 2018.

Sementara itu, kerjunas senior dan junior yang diselenggarakan awal tahun ini di Yogyakarta dijadikan eksebisi ajang wushu tradisional yang mengacu kepada standarisasi federasi wushu interansional.

Setelah Airlangga Hartanto dilantik menjadi Ketua Umum PBWI pada 2017, induk organisasi wushu indonesia itu mulai mengemban misi untuk mempopulerkan wushu tradisional, ungkap Bambang.

Tahun ini PBWI berkerjasama dengan Yayasan Garuda Dewa Wushu Indonesia menggelar kejuaraan wushu tingkat internasional pertama di Bali yang akan mengambil tempat di Mangapura Hall, the Westin Resort, Nusa Dua Bali yang akan menjadi arena dipertandingkannya wushu taolu dan wushu tradisional/kungfu yang dengan mengacu ke peraturan federasi wushu internasional IWUF

Kejuaraan wushu Bali terbuka itu digelar untuk memperkenalkan kepada dunia wushu internasional bahwa atlet wushu Indonesia sudah mulai banyak yang memainkan gaya wushu tradisional.

Wushu tradisional pada dasarnya tak berbeda dengan Taolu atau wushu modern, tetapi kejuaraan ini menjadi penting karena penyelenggaraannya juga menjadi ajang pembibitan dan pembinaan serta sosialisasi kejuaraan wushu tradisional.

Panitia penyelenggara juga mengundang Grandmaster Samuel Kwok, yang merupakan guru besar seni beladiri Wing Chun dari Hong Kong.

Bali International Kungfu Championship 2018 diikuti oleh 735 peserta dan menampilkan 424 kategori yang dibedakan berdasarkan nomor pertandingan dan kelompok usia, mulai dari pemula hingga veteran.