DBasia.news – Medali perunggu menjadi pencapaian Eko Yuli Irawan dari Kejuaraan Asia 2019 yang berlangsung di Ningbao, Tiongkok, Sabtu (20/4). Padahal, Eko Yuli memiliki ambisi besar merebut medali emas.
Total angkatan Eko Yuli kalah dari lifter China, Li Habin, yang mencatatkan 141 kg untuk snatch, 171 kg untuk clean and jerk, serta 312 kg untuk total angkatan. Sementara Li Habin yang merebut medali perak membukukan 136 kg untuk snatch, 166 kg untuk clean and jerk, serta 302 kg untuk total angkatan.
Meski kalah, torehan yang Li Habin belum mampu memecahkan rekor dunia Eko Yuli. Lifter asal Lampung itu tercatat pernah melakukan 174 kg angkatan clean and jerk.
Pelatih Angkat Besi Indonesia, Dirja Wihardja, menyebut kegagalan Eko Yuli membawa pulang medali emas dari Kejuaraan Asia bukan masalah besar. Tujuan dari turunnya Eko Yuli pada turnamen tersebut hanya untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020.
“Karena banyak yang ingin tambah kuota, maka mereka menurunkan banyak lifter di Kejuaraan Asia ini. Jadi memang benar-benar bersaing. Vietnam saja yang sebelumnya di posisi kedua, sekarang turun di posisi kelima. Tapi dengan hasil begini saja juga tidak apa-apa. Sebab untuk Eko, kuota Olimpiadenya sudah aman,” ujar Dirja.
Selain Eko Yuli Irawan, Indonesia juga menurunkan tujuh lifter lain di Kejuaraan Asia 2019 yakni M Yasin di kelas 67 kg, Deni di 67 kg A. Di kelas 73 kg B ada Abdullah Rahmat Erwin dan di kelas A-nya ada Triyatno. Di putri, Aisah Windy Cantika akan bertanding di kelas 49 kg, Syarah Anggraini di kelas 55 kg, dan Nurul Akhmal di kelas +87 kg.