DBasia.news – Tim penyelidik Amerika Serikat sedang bekerja untuk menentukan penyebab kecelakaan helikopter yang menewaskan bintang basket, Kobe Bryant, di California pada hari Minggu. Salah satu penyidik NTSB, Jennifer Homendy menyebutkan helicopter Bryant disebabkan penurunan kecepatan yang dilakukan oleh pilot.
Hingga saat ini, penyebab kecelakaan Kobe Bryant secara resmi belum diumumkan. Akan tetapi, pada pagi hari saat helikopter legenda Los Angeles Lakers itu jatuh, langit Los Angeles sedang diselimuti kabut yang tebal.
Kobe Bryant mulai menggunakan helikopter pribadi sejak 2006 untuk berlatih setelah mengantar putrinya ke sekolah menggunakan mobil. Perjalanan dengan helikopter hanya memakan waktu 15 menit, sementara mobil bisa sekitar dua jam. Setelah resmi pensiun pada 2016, dia memang sering menyewa helikopter dan pilot untuk menghindari kemacetan.
Dilansir dari Reuters, National Transportation Safety Board (NTSB) memperkirakan helikopter milik Kobe Bryant jenis Sikorsky S-76, sempat mencoba keluar dari lapisan awan yang kira-kira mencapai 2.300 kaki. Kemudian baru mulai kehilangan kontrol dan kendali.
Para penyidik belum dapat memberikan penjelasan apapun apa yang menyebabkan helikopter Kobe Bryant jatuh secara tiba-tiba. Namun dugaan sementara dari Jennifer Homendy adalah tingkat penurunan kecepatan yang dilakukan pilot.
Rupanya, helikopter Kobe Bryant tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang memadai. Termasuk tidak adanya sistem peringatan medan. Apabila helikopter Bryant memilikinya, sistem tersebut akan memperingatkan sang pilot bahwa ada bukit yang sangat dekat.
Lalu tidak adanya ‘blackbox’ sebagai
perekam data penerbangan yang memudahkan untuk mencari tahu penyebab jatuhnya
helikopter. Dari puing-puing yang ada, tim penyelidik menemukan sebuah iPad. Diharapkan
terdapat informasi penerbangan dan cuaca.