DBasia.news – Chief Technology Officer Red Bull Racing, Adrian Newey, menjelaskan faktor yang bisa membuat timnya dan Ferrari berbeda dalam persaingan Formula 1 2022.
Ketika Mercedes tak kunjung menemukan solusi untuk mengatasi masalah W13, Ferrari dan Red Bull berduel di barisan depan pada dua balapan pembuka F1.
Charles Leclerc berhasil menjegal Max Verstappen dalam perebutan podium teratas Grand Prix Bahrain. Juara bertahan Formula 1 itu dan rekan setimnya, Sergio Perez, mengalami problem teknis sehingga terpaksa menyelesaikan balapan lebih dini.
Problem tersebut menjadi alarm bagi para mekanik Die Roten Bullen, Mereka mati-matian menyelesaikan kerusakan pada sistem bahan bakar.
Upaya itu membuahkan hasil di Jeddah Corniche Circuit. Skuad Austria mengirimkan Perez ke pole position. Giliran pilot Belanda itu membalaskan dendamnya kepada Leclerc dan menginjak posisi teratas.
Hal ini menimbulkan komentar bahwa Ferrari dan Red Bull setara. Newey menanggapi, “Ini sangat menarik, bukan? Performa mobil kami dan Ferrari tampaknya menjadi identik.”
“Musim kami akhirnya dimulai setelah akhir pekan yang mengecewakan (di Bahrain). Ini kebangkitan yang positif.”
Perubahan regulasi teknik membuat Newey dan anak buahnya pusing tujuh keliling. Mereka mesti memikirkan solusi yang berada dalam koridor aturan dan budget cap.
Menurut pakar desain mobil jempolan itu, pengembangan mobil menjadi senjata utama untuk memenangi perebutan titel.
“Tampaknya hanya ada perbedaan kecil antara kami yang saya kira bisa memicu perang pengembangan yang luar biasa. Bagaimana pun, ini juga perang yang harus kami lawan dengan tangan terikat di belakang karena keterbatasan anggaran,” ia menuturkan.
“Pada saat yang sama, keterbatasan biaya ini juga berarti bahwa cara kami bekerja untuk mengembangkan dan memperkenalkan pembaruan pada mobil akan berbeda dengan apa yang kami lakukan sebelumnya.
“Dengan budget cap, kami harus lebih fokus pada apa yang dibawa ke trek. Kami tidak boleh gagal. Yang menjadi tantangan berbeda, tapi itu sama menariknya.”