DBASIA Network

Meski Kalah Di Final, Sofia Kenin Tetap Cintai Roland Garros

DBasia.news – Sofia Kenin merasa terpukul setelah menelan kekalahan pahit di partai puncak French Open musim 2020 melawan Iga Swiatek.

Petenis AS memperlihatkan kualitas perjuangan yang membuatnya diakui di dunia tenis, tetapi ia harus kalah dari petenis yang bermain dengan lebih baik.

Tantangan dari Swiatek membayangi petenis peringkat 6 dunia bahkan sebelum final dimulai. Sementara ia harus melakoni empat laga tiga set sebelum menuju final, Swiatek hanya kehilangan 23 game dan memenangkan keenam pertandingan dengan dua set langsung. Dalam satu set, petenis berkebangsaan Polandia paling tinggi hanya kehilangan empat game.

Juara Grand Slam di Melbourne musim ini terlihat menitikkan air mata di bangkunya setelah pertandingan berakhir. Ia menjernihkan kembali pikirannya setelah beberapa menit dan melanjutkan ke upacara penyerahan trofi. Ia lalu mengungkapkan apresiasinya terhadap pihak penyelenggara dan kecintaannya terhadap Grand Slam tersebut.

“Saya mencintai Roland Garros dengan seluruh hati saya. Terima kasih banyak kepada anda semua atas segalanya. Anda benar-benar membuat turnamen ini istimewa untuk kami lakoni,” ungkap Kenin setelah menerima trofi runner up.

Tidak lupa ia memuji Swiatek atas kemenangan yang brilian dengan menyatakan, “Saya hanya ingin memberi selamat kepada Iga atas turnamen yang luar biasa, pertandingan yang mengagumkan. Kau benar-benar bermain dengan baik. Selamat untukmu dan timmu.”

Selain itu, petenis berusia 22 tahun merasa senang melihat para penonton setelah begitu lama bermain tanpa penonton.

“Saya ingin berterima kasih kepada para penonton. Akhirnya, sungguh senang melihat anda semua setelah pandemi ini,” lanjut Kenin.

Swiatek tampak menentukan bagaimana seluruh pertandingan akan berlangsung dari awal pertandingan. Tanpa banyak menghabiskan waktu, ia langsung menyambar 3-0, tetapi petenis AS tidak tinggal diam dan berjuang hingga kedudukan imbang 3-3, hanya untuk melihat petenis peringkat 54 dunia mengklaim set pertama.

Petenis AS mematahkan servis AS di game pertama set kedua hanya untuk dipatahkan kembali di game selanjutnya. Setelah itu, hal yang tampak adalah dominasi petenis berkebangsaan Polandia yang memenangkan lima game secara beruntun karena petenis AS tidak menemukan jawaban atas permainan apik lawan.

Di sepanjang pertandingan, Kenin hanya menghasilkan 10 winner tetapi melakukan 23 unforced error, kebalikan dari petenis berusia 19 tahun yang menembakkan 25 winner dengan melakukan 17 unforced error.

Dari tiga Grand Slam yang dilakoni musim ini, Kenin membawa pulang gelar Australian Open dan menjadi runner up French Open.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?