DBasia.news – Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyatakan pemerintah menginginkan pencak silat masuk Olimpiade karena cabang olah raga ini sukses dipertandingkan pada Asian Games 2018 di Indonesia.
“Dan target pemerintah dipertandingkan di Olimpiade. Saat Asian Games sudah (dipertandingkan) tinggal berjuang Olimpiade, apalagi presiden sudah perintahkan untuk berjuang Indonesia jadi tuan rumah Olimpiade,” kata dia di Jombang, Jawa Timur, Sabtu.
Dia bangga karena UNESCO resmi mengakui pencak silat warisan budaya tak benda dari Indonesia, selain menjadi warisan leluhur Indonesia.
“Satu hal yang membanggakan bahwa UNESCO telah mengakui pencak silat warisan budaya leluhur Indonesia. Kami alhamdulillah. Dulu Malaysia klaim yang punya pencak silat, kami perjuangkan dan kami minta ada pengakuan dari PBB. Pekan lalu dari UNESCO, bahwa pencak silat warisan budaya Indonesia,” kata Zainudin.
Dia berharap pengakuan ini membuat pencak silat berkembang lebih baik lagi dan bisa dipertandingkan pada Olimpiade.
Dia mendukung penuh turnamen pencak silat di Indonesia, termasuk oleh Pagar Nusa yang merupakan salah satu perguruan silat lama dan acap menyumbang atlet pencak silat nasional.
“Kami bangga, apresiasi dan terima kasih pada pengurus Pagar Nusa Jatim,” kata dia.
Zainudin mengungkapkan Indonesia ingin menjadi tuan rumah Olimpiade setelah sukses menggelar Asian Games.
Untuk itu, Indonesia berencana ke IOC (International Olympic Committee) pertengahan pekan ini, namun tertunda karena masih ada agenda lain.
Zainudin menyatakan akan kembali ke IOC lalu NOC (National Olympic Committee) pada Januari 2020 guna menyampaikan keinginan itu.
“Nanti Januari saya ke IOC bersama NOC menyampaikan keinginan. Tentu ada beberapa negara yang menjadi pesaing kami, tetapi dengan pengalaman menjadi tuan rumah Asian Games yang berhasil, mudah-mudahan yang lain memberikan dukungan ke kami. Tentu kami butuh perjuangan keras dan lobi ke berbagai negara supaya bisa menjadi tuan rumah,” kata dia.
Dalam acara itu, Menpora disambut Bupati Jombang Mundjidah Wahab dan beberapa kiai di Kabupaten Jombang.