DBasia.news – Jalinan takdir merupakan misteri yang kerap menjadi tanda tanya umat manusia. Bagaimana tidak, kerap kali takdir membawa seseorang menjalani nasib yang berbeda dari rencana serupa.
Takdir jugalah yang mengenalkan Verrel Dylastra kepada dunia tinju. Pada masa lalu, kakeknya merupakan penggemar berat tinju, terutama Muhammad Ali. Beberapa dekade berselang, Verrel menggeluti dunia tersebut berkat Muhammad Ali.
Sebagai putra kedua dari tiga bersaudara, Verrel Dylastra telah dekat dengan dunia olahraga sejak kecil. Kebetulan, sang ibu, Milasari Anggraini, memang mendukung anak-anaknya untuk terjun ke dunia olahraga.
Berbagai olahraga telah Verrel Dylastra jalani demi menemukan jati dari. Saat itu, Verrel memilih untuk menekuni golf seperti saudara-saudaranya.
Ketertarikan Verrel Dylastra terhadap dunia tinju mulai terjadi ketika menyaksikan rekaman pertandingan Muhammad Ali. Perlahan-lahan pria berusia 20 tahun itu mulai menekuni dunia tinju.
Bahkan, kecintaan terhadap dunia tinju membuat Verrel Dylastra memutuskan berhenti bermain golf. Verrel mengaku kesulitan membagi waktu antara golf, tinju, dan sekolah.
“Saya mulai bermain tinju pada akhir 2013, tetapi baru serius pada 2014. Awalnya, saya hanya ingin mencoba tinju setelah menonton Muhammad Ali,” kenang Verrel Dylastra kepada BolaSkor.com.
“Saya bermain golf, tinju, dan sekolah. Namun, saya ingin belajar agar sekolah lebih baik. Karena tidak punya cukup waktu, akhirnya saya memilih berhenti main golf.”
“Saat itu, saya tidak begitu jago bertinju. Namun, saya justru ingin menjadi lebih baik sehingga berhenti main golf untuk fokus ke tinju karena jatuh cinta dengan olahraga ini,” Verrel melanjutkan.
Milasari sendiri merasa ketertarikan Verrel Dylastra memang sudah ditakdirkan. Bagaimana tidak, pada masa lalu Milasari mengaku sering melihat mendiang ayahnya menonton Muhammad Ali bertanding.
“Ketika saya masih kecil, mendiang ayah saya sering menyaksikan Muhammad Ali bertanding hingga larut malam. Kini, anak saya justru langsung bermain tinju,” tutur Milasari.
Bekerja Keras
Saat ini, Verrel Dylastra tengah berusaha menyeimbangkan waktu antara tinju dan pendidikan akademisnya. Kebetulan, Verrel menempuh pendidikan cukup baik dalam kedua bidang tersebut.
Verrel Dylastra mengemban pendidikan di Loyola University, Amerika Serikat. Untuk urusan tinju, dia memilih berlatih di sasana milik Freddie Roach yang merupakan mantan pelatih Manny Pacquiao.
Meski kini telah bergelimang prestasi, rupanya Verrel Dylastra tidak langsung mendapat hasil maksimal dari bertinju. Putra kedua Milasari Anggraini itu sempat kesulitan hingga hidungnya berdarah saat memulai dunia tinju.
“Pada awalnya, hal tersulit adalah menjaga stamina karena tinju sangat melelahkan. Ketika pertama kali bertanding, saya pernah terpukul di hidung hingga berdarah. Butuh waktu cukup lama untuk saya menyesuaikan diri di dunia tinju,” kata Verrel Dylastra.
Meski begitu, berkat kerja keras, Verrel Dylastra mulai dikenal di Amerika Serikat. Bahkan, Verrel sudah disapa oleh Freddie Roach apabila berpapasan.
“Urutan dua California Golden Glove. Urutan dua California State Championship. Saya memulai karier di tinju pada 2014. Rekor saya 12-5. Namun, saya kalah pada pertandingan pertama. Pertandingan itu memberi saya cukup banyak pelajaran dan pengalaman,” tutur Verrel Dylastra kepada BolaSkor.com.
“Saya tidak berhasil menyelesaikan pertandingan final California State Championship. Saat itu, saya kelelahan dan sedikit kurang enak badan sehingga hanya menempati peringkat kedua. Lain kali saya harus menjaga kesehatan,” imbuhnya.
Inspirasi Manny Pacquiao
Verrel Dylastra memang mengakui Muhammad Ali sebagai idola utamanya dalam bertinju. Meski begitu, bukan berarti Verrel tidak memiliki idola lain.
Ketika ditanya soal petinju asal Asia, Verrel Dylastra menyebut dua nama yang dia sukai. Nama pertama adalah Manny Pacquiao, sementara yang kedua petinju tanah air, Chris John.
“Saat ini, idola saya adalah Manny Pacquiao. Saya sempat berada di ruang ganti yang sama dengannya dan sulit menemuinya karena semua orang ingin berbicara dengan Manny,” kata Verrel Dylastra yang mengaku sempat mengambil gambar sang idola dari jarak jauh.
“Saya juga mengetahui Chris John. Saat memulai tinju, saya mencari tahu tentang petinju asal Asia yang hebat. Saya mengetahui Pacquiao dan Chris John. Menurut saya, Chris John sangat cepat dan saya sering menonton pertandingannya. Sayangnya saya belum bertemu dengannya,” Verrel melanjutkan.
Pada saat yang sama, Verrel Dylastra juga mengomentari duel Pacquiao melawan Floyd Mayweather Jr. Menurutnya, Pacquiao hanya tidak beruntung karena gaya bertanding yang dia miliki kurang menguntungkan.
“Ketika Pacquiao dan Mayweather bertanding, Mayweather menang. Tetapi, menurut saya, dengan cara bertanding Pacquiao tidak diuntungkan dengan usianya. Menurut saya, apabila keduanya lebih muda, Pacquiao yang akan menang,” tutur Verrel Dylastra.
Verrel Dylastra mengaku banyak mengambil pelajaran dari kedua petinju. Dari Pacquiao karena dia mengalahkan banyak petinju hebat. Sementara itu, pertandingan Mayweather saat masih amatir.
Olimpiade 2020
Lama tinggal di luar negeri tidak lantas membuat Verrel Dylastra melupakan tanah airnya. Justru, pria berusia 20 tahun itu ingin mengharumkan nama Indonesia pada Olimpiade 2020 nanti.
Bahkan, Verrel Dylastra telah melakukan persiapan demi tampil di Olimpiade 2020 nanti. Selain itu, dia juga mengaku ingin fokus ke karier amatirnya demi membela Indonesia pada berbagai kejuaraan.
Dalam waktu dekat, Verrel Dylastra berharap dapat membela Indonesia pada Sea Games 2019 dan Olimpiade 2020. Sedangkan untuk mengikuti Asian Games 2018, persiapan sudah tidak ada.
“Saya ingin tampil pada Olimpiade 2020. Saya lebih ingin mengejar karier amatir agar bisa membela Indonesia pada kejuaraan dunia, Asian Games, dan Olimpiade,” ujar Verrel Dylastra.
Akan tetapi, agar bisa mewakili pada ajang tersebut, Verrel Dylastra harus terdaftar dalam Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia). Ketua Harian Pertina Jakarta, Martinez dos Santos, siap membantu Verrel.
Patut dinanti, apakah jalinan takdir akan membawa Verrel Dylastra mengharumkan nama Indonesia pada Olimpiade 2020? Atau, justru Verrel bisa menapaki karier idolanya di Amerika Serikat seperti Muhammad Ali atau Manny Pacquiao?