DBasia.news – Bos McLaren, Andreas Seidl, mengungkapkan bahwa timnya belajar banyak dari Mercedes dan Red Bull sehingga mereka dapat tampil lebih kuat di masa mendatang.
Mercedes dan Red Bull hingga kini masih terus melakukan peningkatan dalam hal kinerja, baik tim maupun para pebalapnya demi memperjuangkan titel juara dunia setiap tahunnya. Oleh sebab itulah mereka menjadi tolok ukur bagi tim-tim lainnya yang juga berkeinginan untuk menjadi yang terbaik di F1.
Bahkan, saat ini persaingan sengit antara kedua tim tersebut makin memanas usai terlibat insiden kecelakaan di lap pertama di GP Inggris dan GP Hungaria.
Masing-masing petinggi tim pun memberikan pendapat tentang siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Teganya hubungan Mercedes dan Red Bull pun membuat ajang F1 semakin menarik, pasalnya pertarungan ketat antara keduanya sudah lama tak terjadi.
Bos Mercedes, Toto Wolff, mengungkapkan kekesalan yang diungkapkan oleh Red Bull adalah hal wajar karena emosi mereka memuncak setelah dua mobil pebalapnya mengalami kerusakan.
“Saya mengerti emosi semacam itu bisa saja terjadi di olahraga ini. Tapi kami berpendapat bahwa setelah kecelakaan di Silverstone, dengan pernyataan tertentu, rasanya sudah berlebihan,” kata Wolff seperti dilansir Speedweek.
“Saya paham Formula 1 membutuhkan hiburan, dan itu termasuk kontroversi. Selama itu tetap berada dalam batasan olahraga, saya mengapresiasinya karena itu bagian dari hiburan,” imbuhnya.
“Tapi pada saat bersamaan, menurut saya ada hal yang melebihi batas yang seharusnya lebih menghargai. Pada akhirnya, olahraga kami harus menyatukan semua orang, bukan memecah belah mereka,” ia menjelaskan.
Di sisi lain, Bos Red Bull, Christian Horner, mengatakan bahwa insiden tersebut dapat mengancam upaya timnya untuk merebut gelar juara dunia musim ini.
“Persaingan perebutan titel saat ini sangat ketat. Terkadang emosi bisa meningkat. Kami kehilangan poin berharga, sasis, dan pebalap kami berada di rumah sakit. Seharusnya itu tidak terjadi, sayangnya seorang juara dunia salah dalam membuat penilaian,” ujar Horner.
Menanggapi hal tersebut, Bos McLaren, Andreas Seidl mencoba mempelajari apa yang terjadi dan berusaha memetik pelajaran berharga dari persaingan antara kedua tim besar tersebut.
“Saya terus mengikutinya. Saya selalu memperhatikan apa yang tim lain lakukan, bahan di luar trek, karena Anda akan mempelajari banyak hal dari mereka,” tutur Seidl.
“Suatu hari, Anda akan mendapati diri Anda berada di situasi yang serupa. Jadi, saya terus memperhatikan mereka,” ia menambahkan.
“Tetapi saya tidak menghabiskan waktu hanya untuk melihat perselisihan mereka. Seperti yang saya katakan, selalu ada hal yang bisa dipelajari,” tukasnya.
-
CEO McLaren Berharap Empat Mobil Bisa Bersaing Untuk Gelar Juara F1 2022
-
Bos McLaren Minta Triple-Header Dihapus Dari Kalender Musim Depan
-
Norris Tidak Jadi Pakai Helm Politis di GP Belgia
-
Duet McLaren Berlatih dengan Mobil F3 di Silverstone
-
Makin Beken di Balap Virtual, Pembalap McLaren Bakal Alih Profesi