DBasia.news – Insiden yang terjadi pada kualifikasi Moto3 Aragon, Sabtu (17/9/2022) masih teringat di benak Max Biaggi. Legenda MotoGP sekaligus pemilik tim Sterilgarda Max Racing itu marah dengan aksi yang dilakukan oleh kedua mekaniknya.
Perlu diketahui sebelumnya, kualifikasi Moto3 sempat diwarnai kericuhan yang melibatkan dua mekanik Sterilgarda Max Racing dengan pembalap Red Bull KTM Tech3, Adrian Fernandez. Tiba-tiba saja dua mekanik tersebut menghampiri Andrian dan menekan tuas remnya ketika hendak turun ke lintasan balap.
Kejadian ini akhirnya mendapat sorotan dari Max Biaggi. Peraih empat kali gelar juara dunia GP250 ini meminta maaf atas kelakuan mekaniknya.
“Ini bukan sesuatu yang harus diminta, ini jauh dari kata kode etik olahraga ini dan juga timnya. Saya sangat kecewa dan pertama ingin meminta maaf kepada Adrian Fernandez serta timnya. Saya lalu bertemu kedua mekanik untuk mengetahui apa yang terjadi,” kata Biaggi, dikutip dari tuttomotoriweb.it.
“Salah satunya mengatakan bahwa dia mendekat untuk melihat motornya. Setelah melakukan prank, dia juga mencoba membalas jawaban dengan cara yang tidak menyenangkan. Sedangkan mekanik yang lain meminta maaf dan mengatakan telah melakukan tindakan bodoh. Menghalangi pembalap merupakan tindakan tercepat. Saya berusaha menjaga jarak, ingin melindungi mereka, tetapi mereka justru menutup kesempatan itu,” tambahnya.
Atas insiden tersebut, Biaggi berjanji akan memberikan hukuman tambahan kepada dua mekaniknya. Biaggi ingin mereka belajar untuk menghargai nilai-nilai sportifitas.
“Saya malu dengan insiden yang terjadi. Ini adalah tim saya. Sanksi yang diberikan IRTA sudah baik dengan memberikan denda dan larangan hadir, tetapi hukuman dari saya akan datang dan lebih berat,” tegas Biaggi.
“Selama 30 tahun di MotoGP saya kira telah melihat semuanya. Ternyata saya melewatkan yang satu ini dan itu adalah pengalaman buruk,” sambungnya.
Sebagai informasi, sebelumnya IRTA sempat memberikan sanksi tegas kepada dua mekanik Sterilgarda Max Racing. Keduanya mendapat hukuman larangan hadir di GP Australia dan GP Malaysia. Selain itu IRTA juga dijatuhi denda sebesar 2.000 Euro atau kurang lebih Rp 30 juta.