DBasia.news – Maverick Vinales mengaku harus bisa menemukan caranya sendiri untuk mengatasi masalah yang dialaminya agar bisa kembali tampil cepat disisa balapan musim ini.
Maverick Vinales mendapatkan hasil terburuk dalam kariernya saat balapan di MotoGP Jerman pekan lalu dengan finis di posisi ke-19 usai start dari grid ke-21. Pebalap asal Spanyol itu tak memiliki kecepatan yang bagus di atas motor YZR-M1 miliknya dalam setiap sesi di Sirkuit Sachsenring.
Berbanding terbalik dengan rekan setimnya, Fabio Quartararo, yang tampil cepat sepanjang akhir pekan dan berhasil mengamankan podium ketiga. Pencapaian buruknya tersebut membuat Vinales melontarkan kritik kepada Yamaha.
“Tim mengatakan saya harus bekerja. Saya harus masuk ke trek dan mengumpulkan, saya memang melakukan itu. Tapi bukan untuk itu saya berada di Sachsenring. Saya bukan seorang test driver,” kata Vinales kepada Marca.
“Pada titik tertentu ada saatnya Anda sebagai pebalap mengatakan bahwa itu tidak seharusnya Anda lakukan. Cara termudah adalah dengan mengambil data milik Fabio dan melihat seberapa jauh saya bisa tampil cepat. Tapi itu bukan solusinya,” tambahnya.
“Jika saya benar-benar ingin menang, saya harus menang dengan setup saya sendiri. Tentu saja Anda bisa terinspirasi dari rekan setim, tapi itu bukan solusinya dan itu sebabnya kami tak memiliki performa yang sama sejak di Potimao,” ia melanjutkan.
Daya cengkeram ban belakang masih menjadi masalah utama Yamaha yang membuat Maverick Vinales merasa tak nyaman ketika masuk dan keluar tikungan trek.
Pasalnya, ban belakang terlalu banyak berputar dan hal tersebut membuat akselerasi motor menjadi kurang baik.
“Masalahnya selalu sama. Saya terlalu banyak sliding. Saya terus berbicara tentang itu dan tidak ada solusi. Kami terus bekerja untuk menemukan solusinya, tapi kami belum juga menemukannya,” ujar pebalap berjuk The Top Gun itu.
“Saya berusaha untuk tetap tenang, terus bekerja, melakukan segalanya, tapi hasil akhirnya selalu mengecewakan. Ketika Ducati berada di depan Anda, maka Anda akan sangat frustrasi,” imbuhnya.
Kepala kru Vinales yang baru, Silvano Galbusera, juga tak membuat rider berusia 26 tahun itu langsung tampil cepat. Ia mengaku bingung dengan apa yang dialaminya karena tak melihat adanya masalah besar pada tunggangannya.
“Saya benar-benar tidak tahu, saya hanya berusaha menemukan solusi. Saya berusaha menyalip dari sisi luar dan dalam. Mencoba berakselerasi, tapi tidak terjadi,” ucap Vinales.
“Kami tahu sangat sulit untuk menyalip dengan motor yang kami miliki. Apa yang membuat saya sangat frustrasi adalah kami tidak menemukan jawaban mengapa kami tidak memiliki daya cengekeram ketika saya membuka gas,” jelasnya.
“Di Jerman itu adalah bencana, sebuah aib. Saya ingin sekali masuk ke pit, tetapi tidak pernah terpikir oleh saya untuk melempar handuk (tanda menyerah). Seribu hal bisa terjadi, saya tidak akan menyerah,” ia mengakhiri.