DBasia.news – Menjalani tahun kedua yang sulit bersama Yamaha, Maverick Vinales justru menganggap sebagai pelecut semangat untuk membuatnya semakin kuat.
Datang dari Suzuki pada awal 2017, Vinales tampil sempurna dengan memenangi dua balapan pertama bersama Yamaha. Namun, penampilan Top Gun mulai merosot memasuki pertengahan musim.
Mengalami serangkaian masalah dengan motor, Vinales menuntaskan tahun pertamanya bersama skuat garpu tala di posisi ketiga dengan 230 poin, tertinggal 68 poin atas Marc Marquez.
Musim keduanya bersama Yamaha tak lebih baik. Masih berkutat dengan masalah YZR-M1, pembalap 23 tahun itu hanya menorehkan satu kemenangan di Phillip Island, dan bertengger di posisi keempat klasemen dengan 193 poin, selisih 2 poin dari rekan satu timnya, Valentino Rossi.
“Ya, 2010 musim yang sulit namun itu hanyalah Moto3, bukan kategori besar ini (MotoGP). Saat anda keluar (menuju lintasan), Anda memahami segalanya lebih baik, apa yang Anda inginkan, dan saya inginkan adalah gelar,” ujar Vinales.
“Saya merasa bisa memenanginya pada 2017, musim pertama (bersama Yamaha). Saya memulainya dengan baik, saya mengatakan ini adalah tahun saya, lalu segalanya mulai memburuk.”
Sempat memikirkan gelar, Vinales merefleksikan masa-masa sulit seperti dua tahun pertama bersama Yamaha adalah musim yang membangun, membuatnya semakin kuat serta meningkatkan skillnya sebagai seorang pembalap.
“Ini selalu sulit, saya menganggap musim seperti ini adalah musim yang membangun. Coba melupakan hal-hal buruk, karena akhirnya itu menjadikan saya semakin kuat, dan mungkin pembalap yang lebih baik di masa depan,” tambahnya.
“Masih banyak tahun yang harus dilalui, dan saya berharap bisa menjadi salah satu pembalap terhebat.”