DBasia.news – Setelah bertahun-tahun bersama, pembalap Repsol Honda MotoGP, Marc Marquez, mulai mempertanyakan komitmen timnya dan bahkan memberikan tuntutan.
Sejauh ini, Marquez masih menjadi pembalap terbaik Repsol Honda. Meskipun harus absen dalam beberapa balapan, Marquez mampu mengumpulkan poin terbanyak dibandingkan pembalap Honda lainnya.
Tercatat pembalap asal Spanyol itu berhasil mengumpulkan total 60 poin. Sementara rekan satu timnya, Pol Espargaro justru tidak dapat berbicara banyak. Dia hanya mampu mengumpulkan 42 poin.
Adapun pembalap satelit Honda, Takaaki Nakagami mampu meraih hasil lebih baik dibandingkan Espargaro. Pembalap asal Jepang itu mengoleksi 45 poin. Sedangkan rekan satu timnya, Alex Marquez berada di posisi paling bawah dari seluruh pembalap Honda. Saudara The Baby Alien ini mengumpulkan total 29 poin.
Berkaca dari performa ini, Marquez memberikan tuntutan kepada Repsol Honda. Peraih enam kali gelar juara MotoGP ini ingin timnya bisa lebih serius dalam mengincar kemenangan.
“Ini tergantung dari Honda, seberapa banyak saya berkontribusi kepada mereka? Saya masih memiliki kontrak dua tahun. Saya tidak menyangkal ini,” tutur Marquez, dikutip dari motogp.com.
“Saya selalu katakan, Honda adalah Honda, merek yang menjadi impian saya. Mereka memberikan kehormatan penuh dan saya senang dengan segala yang telah dilakukan mereka, tetapi selagi saya berkompetisi dan masih memiliki level, saya ingin proyek yang bisa menang. Jika tidak….,” tambahnya.
Meskipun tidak secara eksplisit mengatakan hengkang, terlihat Marquez memendam kekecewaannya. Sebab RepsolHonda belum bisa memuaskan hasratnya menjadi pembalap terbaik.
Marquez juga menyoroti kondisinya sepanjang masa rehatnya. The Baby Alien mengaku tidak hanya disibukkan dengan pemulihan cedera fisik saja, tetapi juga sempat mengalami tekanan mental.
“Kakek saya sempat berkata, ‘Nen, keluar (pensiun) sekarang, kamu sudah cukup hidup, apa yang kamu lakukan sudah selesai, tinggalkan’. Lalu saya berjanji ini akan menjadi kesempatan terakhir tangan saya (bekerja). Saya mengatakan kepada dia bahwa jika ini tidak bekerja, maka tidak akan ada lagi kesempatan,” ungkap Marquez.
“Sangat sulit menjalaninya dalam konteks mentalitas, mereka melepaskan penahan tangan, lalu saya mulai menggerakkannya, saya bisa mengangkat gelas normal dan makan daging tanpa mengangkat siku saya. Sekarang saya bisa makan seperti orang normal, itu contoh kecilnya. Saya belum mengangkat lengan hingga 90 derajat selama satu tahun. Selama dua minggu ini saya berada di kondisi fisik tertinggi, tetapi ada kalanya kembali buruk, ini terjadi,” pungkasnya.