DBasia.news – Juara dunia GP500 1993, Kevin Schwantz, menyatakan bahwa semakin lama absen dari MotoGP, maka Marc Marquez bakal makin sulit kembali ke performa garangnya seperti sediakala. Hal ini ia sampaikan via MotoGP.com, Jumat (18/12/2020), saat ditanya soal cedera patah tulang lengan berkepanjangan yang dialami Marquez.
Seperti diketahui, Marquez mengalami kecelakaan di Jerez dalam MotoGP Spanyol, Juli lalu, yang membuat tulang humerus kanannya patah. Dua pekan usai operasi, plat titaniumnya patah saat membuka jendela rumah, hingga ia harus absen di sisa musim. Ia pun telah menjalani operasi ketiga pada awal Desember lalu.
Marquez diperkirakan butuh waktu enam bulan lagi untuk pulih, yang berarti terancam absen dari rangkaian uji coba pramusim dan beberapa seri pertama MotoGP 2021. Schwantz pun prihatin pada kondisi Marquez, dan meski mengakui kekuatan mental rider Spanyol itu, ia yakin bakal sulit bagi Marquez untuk kembali beradaptasi.
“Saat masih balapan, saya selalu berpikir, jika saya absen dan rider lain bisa balapan, maka saya bakal butuh waktu tiga kali lipat lebih lama untuk kembali ke performa sebelumnya. Jadi, jika saya absen sebulan, maka saya butuh waktu yang sangat lama untuk kembali ke level fisik dan mental saya yang sebelumnya,” tutur Schwantz.
Pria asal Texas ini yakin fisik dan mental seorang rider yang absen terlalu lama bakal mengalami kontradiksi ketika ia kembali ke trek. “Kondisi fisik sangat mudah menurun jika Anda absen terlalu lama. Mental juga akan bingung saat Anda melaju 200 mil/jam dan sulit menerima jika Anda lima detik lebih lamban dari biasanya,” ujarnya.
Schwantz pun memprediksi Marquez akan butuh waktu lama untuk kembali ke level performanya yang tertinggi. Ia yakin Marquez pasti berusaha keras untuk kembali sesegera mungkin, kembali berlatih motor sebelum uji coba pramusim digelar di Sepang, Malaysia, pada Februari nanti, walau pasti takkan mudah.
“Marc akan butuh waktu lama untuk kembali. Kita sudah lihat ia mencoba kembali sesegera mungkin (di Andalusia). Marc pun berusaha kembali berkendara secepat mungkin, bahkan sebelum uji coba pramusim digelar nanti, meski bakal sulit baginya,” ungkap pria berjuluk El Pajarito ini.
“Tapi kita semua tahu, jika ada orang yang mampu melakukannya, maka orang itu adalah Marc. Ini adalah cedera terbesar pertamanya, dan ini adalah masa terlama baginya tak mengendarai motor sejak ia masih berusia 5-6 tahun,” lanjut Schwantz.
Schwantz yakin performa Marquez akan sangat ditentukan kondisi fisiknya ketika kembali. Ia juga merasa bahwa delapan kali juara dunia itu akan mengubah cara berkendaranya, dan ragu akan ada lagi aksi-aksi ‘save’ spektakuler yang biasa dilakukan Marquez ketika mencari limit performa motornya.
“Performa Marc nanti akan sangat tergantung pada kondisi fisiknya, tergantung berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk kembali melaju cepat seperti sediakala, dan sekalinya ia kembali cepat, ia akan berpikir apakah ia bisa kembali melakukan aksi-aksi ‘save’ yang ajaib itu lagi,” ungkapnya.
“Pembalap pasti terjatuh dan cedera pada waktunya. Saya yakin ia sudah menyadari di Jerez bahwa seorang rider tak selalu bisa langsung bangkit ketika jatuh. Tapi seperti yang saya bilang, semakin lama ia jauh dari motornya, maka bakal makin sulit baginya untuk kembali ke performa yang sebelumnya,” pungkas Schwantz. Musim depan, Marquez akan bertandem dengan Pol Espargaro, di Repsol Honda. Jika harus kembali absen dari beberapa balapan pertama MotoGP 2021, Marquez berpotensi kembali digantikan test rider Honda, Stefan Bradl, atau Andrea Dovizioso, yang baru saja memutuskan vakum karena tak dapat proyek menjanjikan di MotoGP.